Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bayangmu Biaskan Jiwa Tenggelam

20 Februari 2019   10:50 Diperbarui: 20 Februari 2019   11:12 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Jangan berhenti di penjuru nusantara. Kami putra dan putri bermuafakat. Akan menjaga untuk tetap bersatu. Adalah halaman kehidupan. Dengan setangkai pena kaku. Hamba akan mengatakan sesuatu. Mengabadikan lentera domestikmu. Amat berguna bagi siapa pun. Ketika senja pada bayang sirna. Hari masih tetap terus mengalir. Tak pernah ku berhenti pada batas.

Dewi di antara ada dan tiada. Obrolan kata keinginanmu. Terdengar dari kejauhan. Menyinarkan semarak pendar.  Setakat tak terpetik lagi. Hawa nafsuku tak pernah padam. Sanggupkah menunggu barang sejenak. Mengapa kau tak menjawab pertanyaanku. Goresanmu telah melingkari hati. Melepas semua rindu pada malammu. Bayangmu biaskan jiwa tenggelam.

(Pondok Petir, 15 Pebruari 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun