Puisi : Edy Priyatna
Demi lagu pekik berdiri sendiri. Namun tak pernah merasakannya. Sedang terkunci rapat. Ketika kita memegang lilin. Pada siang harinya. Kolaborasi akhir waktu lalu. Akan aku sampaikan cerita ini. Senantiasa membagi sesuai porsi. Dengan modal kebersamaan hati. Saling memberi dan berbagi. Agar tercipta kerukunan abadi. Langsung pada matahari. Saat angin mulai bergerak. Telah datang rintik kesejukan. Di tengah datangnya kecerahan. Hingga membuat diriku merasa lebih lega.
Tatkala jiwaku terasa sarat. Ampunkan anakku kini. Hamba tidak mengeluh. Sekarang kami bukan merengek. Benderang pada langit mulai bergerak. Menandai lubang hitam. Kendati angin badai membelai jiwa putih. Menghempas memperpanjang waktu. Untuk tiba di sudut ruang baru. Sekiranya ada hidup panjang. Tak ingin hidup tangan kosong. Perkenankanlah mencari kembali. Indahnya ingat telah berjanji. Mengabadikan air kesedihan. Ketika itu aku tahu kau tak tahu. Terbaring di atas mega buram.
(Pondok Petir, 03 Pebruari 2019)