Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kumengecup Biraimu Demi Cinta

19 November 2018   07:45 Diperbarui: 19 November 2018   09:28 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Aku coba mulai menghitung. Langkah nan tak berjejak. Tak ketemui para sahabat. Nan akan memahami. Dalam kehidupan ini. Di semai dari banyak pohon. Hingga tumbuh bunga indah.

Saat kudirikan wadas ini. Akan kubuat pondasi nan kokoh. Di bentang dari batu cadas. Agar tak goyah gala gempa melanda. Akan kulukiskan warna-warni. Di semai dari banyak bunga. Agar indah sejuk dan damai.

Pada detik kelam hari gelap. Aku tetap takkan berpaling darimu. Semua bayangan fatamorgana. Nan terdengar dari kejauhan. Adalah halaman kehidupan. Pada banguan rumah itu. Akan kutanam benih kasih.

Nan kubawa dari pondok petir. Sehingga menjadi rumah cinta. Lihatmu rindu lihatku juga. Langkahkan satu kaki. Kuraih tubuh membentang. Kupegang tangan tanah. Kupeluk batang sawah. Kubelai pulau daratan. Kumengecup biraimu demi cinta.

(Pondok Petir, 13 Nopember 2018)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun