Pohon damar besar-besar membuat tempat ini sangat rindang. Bahkan pohon damar yang paling besar -- setinggi 62 meter-- dijadikan tempat spot foto yang dijamin instagramable. Sepasanga muda mudi tampak mengabadikan kenangan mereka.
Air terjun haratai terletak di Desa Haratai, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) , sebuah desa wisata unggulan Provinsi Kalsel.
Desa Haratai, seperti dijelaskan diatas, dihuni oleh suku Banjar dan suku Dayak yang hidup berdampingan secara damai. Mereka hidup di rumah-rumah panggung. Masih terdapat juga rumah panjang di desa tersebut.
Warga setempat menyebutnya Balai Haratai. Isinya berupa banyak kamar-kamar berukuran kecil. Balai ini sebenarnya merupakan potret rumah masyarakat Dayak yang biasanya dalam satu rumah panjang berisi beberapa kepala keluarga. Namun di desa wisata Haratai balai ini tidak diisi lagi, dan hanya digunakan untuk upacara adat misalnya acara Aruh Ganal setelah panen.
Desa Wisata Ramah Berkendara
Desa wisata Haratai hanya salah satu dari desa wisata di Indonesia. Â Data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, menyebutkan, di 2021 aja ada 1.831 desa wisata dari 34 provinsi di Indonesia.
Desa wisata di Indonesia diharapkan dapat menarik wisatawan lokal dan mancanegara dan tentu memotivasi pemerintah desa dan pemerintah daerah untuk mengembangkannya. Kementerian Pariwisata (2011) Â memang sudah sangat jelas menyebutkan sebuah desa bisa menjadi desa wisata.
Antara lain desa tersebut memiliki potensi wisata yang dapat dimanfaatkan sebagai atraksi wisata, memiliki aksesibilitas, dan sudah memiliki aktivitas wisata atau berada dekat dengan aktivitas wisata yang sudah ada dan terkenal.
Dari 1831 desa tersebut, desa wisata Haratai, salah satunya. Â Wisata air terjun Haratai diyakini sangat mampu menarik wisatawan lokal dan internasional. Apalagi dengan masyakat suku Dayak setempat yag mempunyai banyak budaya dan keunikan yang sangat menarik bagi para wisatawan.
Desa wisata Haratai, sudah bisa dikategorikan sebagai desa wisata ramah berkendara. Beberapa kriteria Desa Wisata Ramah Berkendara, salah satunya adalah faktor kesediaan infrastruktur sudah terpenuhi. Kemudian ada kriteria ketersediaan SDM (human resource) dan sudah adanya ekosistem pariwisata.
Ketersediaan infrastruktur yang mendukung tentu saja sangat  berpengaruh kepada kunjungan wisatawan.