Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis yang disukai, Menulis untuk membawa manfaat

Enny Ratnawati A. -- Writerpreneur, Social Worker --- Tulisan santai dan serius juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Haratai, Film Pendek dan Kontribusi Adira Finance Dukung Desa Wisata

11 November 2022   21:25 Diperbarui: 11 November 2022   21:41 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
air terjun haratai (foto: Indonesia Traveler)

Sekitar 1 jam--an saja mereka sudah sampai di Terminal Loksado. Beberapa ojek sudah terlihat mangkal siap menunggu dan mengantarkan penumpang menuju air terjun Haratai dan destinasi lain di Kecamatan Loksado.

Kecamatan Loksado memang destinasi unggulan di Kalsel, khususnya wisata rafting bambu menyusuri sungai Amandit.

Oh iya, biaya ojeknya sekali jalan ke air terjun Haratai per orang 50 ribu rupiah saja. Jadi untuk pulang pergi naik ojek, per orang jasanya 100 ribu saja.

Ternyata disinilah petualangan di mulai. Dengan jalan selebar 2 meter saja, mereka harus naik kendaraan roda dua sejauh 8 km. Waktu tempuh sekitar 30 menit saja dengan kecepatan sedang.

Namun jangan dikira, jalan mulus beraspal saja yang ditemui. Kadang-kadang yang ditemui juga jembatan kayu seadanya yang dilewatinya pun harus bergantian dengan ojek yang berlawanan arah atau malah jembatan gantung.

Jalan berkelok-kelok dan tanjakan menjadi hal biasa. Buat para pengendara pemula -- bukan ojek setempat -- tentu wajib berhati-hati. Apalagi di pinggir jalan adalah aliran sungai Amandit dengan batu-batu yang cukup besar.

Sungai,hutan, bebatuan, jembatan gantung, beberapa rumah panggung kayu khas penduduk lokal menjadi sensasi tersendiri dalam perjalanan ini.

Namun perjalanan ini jauh dari membosankan. Pemandangan selama perjalanan sangat indah. Karena bukan hari libur, kadang mereka bertemu dengan anak-anak sekolah juga dan tampaknya beberapa petani yang siap bekerja. Mereka biasanya petani kayu manis dan pencari bambu.

Melewati berbagai desa salah satunya desa Muara Hatip, yang lokasinya berada di sekitar Gunung Kentawan -- warga desa didominasi oleh suku Banjar dan suku Dayak Meratus. Tampak berbagai tempat ibadah yang menjadi penanda keberagaman mereka.

Seringnya berinteraksi dengan para wisatawan dan orang luar membuat penduduk lokal terlihat sangat ramah dan bersahabat. Hampir semua penduduk menyapa ramah pengendara yang melewati kampung mereka.

Akhirnya, gerbang menuju air terjun haratai sudah didepan mata. Dengan tiket per orang 10 ribu rupiah rudah bisa menikmati air terjun tiga tingkat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun