Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Writerpreneur, social worker, suka baca novel, nonton film, bersih2 rumah dan jalan pagi --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Flexing dan Gaya Hidup Sederhana yang Tak Keren

19 Maret 2022   14:23 Diperbarui: 19 Maret 2022   17:19 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
belajar hidup sederhana dari bung hatta(foto ;intisari online)

Kata Flexing  (pamer) tiba-tiba menjadi booming.  Padahal tadinya kata ini tak begitu populer di Indonesia.  Media sosial menyuburkan kegemaran buat flexing.

Dulu saya termasuk yang "rajin" dan iseng memfollow akun-akun selebritis. Rasanya seru saja melihat kehidupan mereka, meski tak kenal. Namun, ada titik dimana ada perasaan muak. Apalagi ketika selebriti tersebut sudah mulai pamer berlebihan. Tidak perlu saya sebutkan yang berperilaku demikian. Unfollow kemudian jadi kunci untuk mengatasi kegalauan saya.

Beberapa tahun yang lalu mungkin kita masih ingat kasus First Travel. Biro travel umroh yang ownernya sangat sering pamer kekayaan dan kesuksesan di media sosialnya. Mungkin ini strategi marketing. Dan mereka memang berhasil. 

Ribuan orang pada akhirnya tertipu. Bukan hanya tak jadi berangkat ke tanah suci. Uangpun tak kembali. Walaupun kabarnya aset sang owner sudah disita. Entahlah.

Pamer kekayaan memang salah satu jalan ninja buat mendapatkan kepercayaan orang lain. Bahwa kita memang sukses dan kaya. Dan kita sudah diakui, akan sangat gampang menarik orang lain untuk bergabung dalam sebuah bisnis misalnya. Karena memang mereka sudah terlanjur percaya.

Baru-baru kasus crazy rich palsu kembali menghebohkan. Kasus pamer kekayaan secara berlebihan di medsos ternyata lagi-lagi bisa menarik banyak orang dan ternyata mereka lagi-lagi di tipu. Meskipun harta sang tersangka sudah disita, belum ada kepastian, apakah uang kerugian akan kembali atau tidak.


Flexing atau pamer, sekali lagi memang memiliki tujuan tertentu. Entah seseorang butuh pengakuan tanpa ada niat menipu atau memang butuh pengakuan dengan tujuan menarik orang lain bergabung dengan bisnisnya. Intinya, medsos menjadi sarana kesuksesan flexing mereka-mereka ini.

Sejak Kapan Ada Flexing

Jangan dikira flexing hanya ada ketika zamannya media sosial. Jauh sebelum itu flexing ternyata sudah ada. Bahkan ada sumber yang mengatakan, Firaun-pun, sangat gemar flexing. Sehingga saking kaya dan suksesnya sampai mengatakan dirinya Tuhan.

Kata flexing sendiri, dikutip Cambridge Dictionary adalah menunjukkan sesuatu yang dimiliki atau diraih tetapi dengan cara yang dianggap oleh orang lain tidak menyenangkan. Tidak menyenangkan disini tampaknya karena mereka pamer belrlebihan tadi.

Sedangkan kamus Merriam-Webster menyebutkan flexing adalah memamerkan sesuatu atau yang dimiliki secara mencolok.
Mengacu dari arti kata dalam kamus tadi, flexing atau pamer memang tak menyenangkan bagi yang melihatnya, mereka bisa saja risih atau tak nyaman. Namun bagi yang melakukan, ini seperti pamer kesuksesan secara membabi but. Sekali lagi, mereka butuh pengakuan.

Media sosial tentu saja menyuburkan kegemaran pamer ini. Instagram (IG) misalnya. Dengan didominasi foto atau reels, semakin terlihat nyata bila orang ingin pamer.Apalagi bial disertai dengan caption pendukung kan?

Media sosial seperti Facebook mungkin juga ada. Namun karena media yang satu ini lebih di dominasi orang yang lebih berumur,sehingga flexing kalaupun ada tidak mencolok. Nah, IG atau Tiktok menurut saya yang sangat berpotensi menjadi rumah buat mereka yang ingin flexing. Dengan tujuan apapun.

Tidak heran, ucapan "Murahhh bangettt" ketika membeli sesuatu yang sangat mahal Indra Kenz sangat-sangat populer di Tiktok. Dan membuat follower Indra kenz sempat membludak!

Hidup sederhana sudah tak keren?

Banyak cerita tentang tokoh-tokoh besar yang namanya tetap harum sampai sekarang meskipun mereka tak kaya dan berlimpah. Bahkan mereka dikenal hidup secara sederhana. Jauh dari kemewahan apalagi flexing.

Umat Islam mungkin tahu persis Rasulullah sangat kaya dan sangat dermawan kehidupannya. Namun, dalam kehidupan sehari-hari hidup dengan sangat sederhana bahkan bisa dikatakan hidup dalam keterbatasan.

Kita juga mengenal Bung Hatta, tokoh Proklamator, yang hidup sangat sederhana walaupun sangat dermawan. Mungkin ada yang pernah mendengar sampai meninggal bung Hatta tidak pernah terbeli sepatu Bally yang sangat diimpikannya, sampai-sampai dia menyimpan iklan sepatu tersebut dalam dompetnya..

Bung Hatta yang hidup dari uang pensiunan bahkan sempat tak mampu bayar uang listrik rumahnya. Sampai akhirnya pemerintah DKI yang membayarkan uang listrik dan air PAM-nya.

Hidup sederhana bukan berarti tak banyak berbagi. Hidup sederhana bukan berarti tak peduli orang. Namun hidup sederahana adalah sebuah pilihan, untuk tak mendewakan harta apalagi sampai flexing alias pamer.

Mungkin, nilai-nilai sekarang, seakan mengatakan hidup sederhana sangat tak keren. Apalagi media sosial yang semakin gencar, sehingga orang sangat gampang membandingkan hidupnya dengan hidup orang lain.

Orang lain tersebut bisa saudara-saudaranya atau teman-teman sekolahnya dulu atau teman sekerja saat in. Tak bisa dibohongi itu bisa mempengaruhi mental seseorang.

Hidup sederhana akhirnya tinggal motto, seakan-akan yang hanya bisa dimiliki mereka yang hidup di jaman dulu saja. So, secukupnya saja lah ber-medsos . Agar otak kita tak semakin terpengaruh hal buruk tentang hidup. Ujung-ujungnya terkagum-kagum sama mereka yang flexing. Walau bisa jadi itu hidup yang penuh kepalsuan.#

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun