Bluebird, yang sebelumnya merupakan perusahaan taksi konvensional, perlahan bertransformasi dengan proses digitalisasi dan peningkatan kualitas layanan.
Keduanya sama-sama beradaptasi terhadap perubahan, hanya saja dengan strategi yang berbeda. Gojek mendisrupsi pasar, sementara Bluebird berinovasi untuk bertahan.
Menyambut Masa Depan: Dari Best Practice ke Future Practice
Selama ini kita sering mendengar istilah best practice, yaitu praktik terbaik yang terbukti efektif. Namun, di era disrupsi, best practice saja tidak cukup. Dunia membutuhkan future practice, cara berpikir baru yang berorientasi ke masa depan, berani bereksperimen, dan siap beradaptasi terhadap perubahan yang belum terjadi.
Kunci menghadapi masa depan bukan sekadar menjadi yang terbaik hari ini, tetapi menjadi yang paling siap untuk berubah esok hari.
Inovasi mungkin membuat kita lebih baik, tetapi disrupsi membuat kita berbeda. Dalam dunia yang terus berubah, kemampuan untuk berimajinasi, berpikir kreatif, dan menciptakan nilai akan menjadi bahan bakar utama bagi siapa pun, baik individu, organisasi, maupun perusahaan, untuk tetap relevan dan unggul.
Disclaimer:
Artikel ini merupakan hasil resume dari Mata Kuliah Business Innovation and Business Model Program Studi Magister Manajemen dan Kewirausaaan (MMKwu), Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA).
Dapatkan informasi terbaru dari MMKWu UNIMMA di: Website | Instagram | Youtube | TikTok
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI