"Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah."Â
Sepenggal lirik lagu D'Masiv ini seakan menjadi pengingat sederhana bagi kita semua. Dalam hidup, ada banyak hal yang bisa membuat kita mengeluh, tetapi ada pula begitu banyak hal yang patut kita syukuri. Salah satunya adalah program Makan Bergizi Gratis atau yang sering disebut juga MBG.
Belakangan ini, program makan gratis banyak diperbincangkan di media sosial. Ada yang menyambutnya dengan suka cita, ada pula yang menanggapinya dengan protes, keluhan, atau bahkan komentar pedas. Itu hal yang wajar. Setiap kebijakan pasti punya pendukung dan pengkritik. Namun, di tengah hiruk-pikuk pro dan kontra atas suatu kebijakan, saya menemukan sudut pandang lain, semoga ini lebih menyejukkan, pengalaman langsung anak-anak didik saya.
Di lembaga pendidikan kami, upaya menanamkan kepada siswa bahwa hidup akan lebih indah bila dijalani dengan rasa syukur selalu kita dengungkan setiap saat. Bersyukur bukan hanya untuk hal besar, tetapi juga untuk hal-hal sederhana yang sering terlewat dari perhatian kita. Program makan gratis ini, bagi sebagian orang mungkin hanya sebatas makan siang biasa. Tetapi bagi anak-anak, ternyata membawa cerita yang tak terduga.
Belajar Lahap Lewat Kebersamaan
Ada seorang anak di sekolah yang dikenal sangat sulit makan. Setiap kali di rumah, orang tuanya harus berjuang keras agar ia mau menyuap makanan. Kadang dipaksa, kadang dibujuk, kadang sampai membuat orang tuanya kewalahan.
Namun, cerita berubah sejak hadirnya makan gratis di sekolah. Anak ini justru menanti-nanti waktu makan bersama. Dengan wajah ceria, ia duduk di antara teman-temannya, lalu mulai makan tanpa paksaan. Orang tuanya sampai terheran-heran. "Di rumah saja susah sekali disuruh makan, kok di sekolah bisa lahap?" katanya.
Ternyata jawabannya sederhana, kebersamaan. Makan bersama teman-teman membuatnya merasa nyaman. Ia merasakan bahwa makan bukan lagi kewajiban, melainkan suatu hal menyenangkan. Dari sini, saya belajar bahwa suasana hati dan lingkungan ternyata sangat memengaruhi selera makan anak.
Sayur Jadi Sahabat Baru
Cerita lain datang dari anak yang sama sekali tidak suka sayur. Baginya, sayur adalah makanan yang pahit, berbau, dan sama sekali tidak menarik. Di rumah, ia selalu merengek minta makanan instan, ayam goreng, nugget, atau sosis.