Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ternyata Erdogan Sering Telepon Jokowi, Bahas Ini

7 Agustus 2018   10:32 Diperbarui: 7 Agustus 2018   10:53 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duta Besar Indonesia untuk Turki (kanan) menerima delegasi Lemhannas RI.

ANKARA -- Presiden Turki, Erdogan, ternyata seringkali melakukan komunikasi dengan Presiden Joko Widodo. Hal tersebut diungkapkan Duta Besar Indonesia untuk Turki, Wardana, ketika menerima delegasi Indonesia dari Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, di Ankara, Senin (6/8) pukul 20.00 waktu setempat.

Wardana menyampaikan, tidak mudah menghubungkan komunikasi melalui telepon antara Erdogan dengan Jokowi. "Terkadang mendadak, Presiden Erdogan minta dihubungkan dengan pak Jokowi. Masalahnya, pak Jokowi juga sering keliling Indonesia, ada acara. Mencari waktunya ini yang kadang kurang pas," bebernya. Sebaliknya, kata Wardana, ketika Jokowi bisa menelpon, Erdogan juga ternyata sedang melakukan kunjungan.  

"Dua presiden ini sama. Sama-sama suka blusukan, mengunjungi wilayahnya," kata Wardana seperti dilaporkan Direktur Utama Berau Post, Endro S. Efendi yang ikut dalam delegasi tersebut.

Lalu kenapa Erdogan telepon Jokowi? Ini karena Indonesia dianggap memiliki sistem demokrasi yang sudah cukup baik. Sementara Turki sudah mengalami 4 kali kudeta militer, dan terakhir mengubah sistem negaranya dari parlementer menjadi presidensil. 

Termasuk Turki bertanya bagaimana kemampuan Indonesia menangani konflik di Aceh. Pasalnya, Turki juga selalu menghadapi pemberontakan dari suku Kurdi yang hingga kini belum surut.

Wardana (tiga dari kiri) bersama Gubernur Lemhannas RI (tiga dari kanan).
Wardana (tiga dari kiri) bersama Gubernur Lemhannas RI (tiga dari kanan).
Pemerintah Turki juga terus berharap adanya peningkatan kerja sama sehingga bisa sama-sama meningkatkan pertumbuhan ekonomi kedua negara. 

Indonesia -- Turki, menurut Wardana, 2030 akan menjelma sebagai 10 besar negara di dunia dengan kekuatan ekonomi yang besar. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh pihak independen, melihat potensi yang dimiliki baik Indonesia maupun Turki.

Turki, saat ini memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup luar biasa. Lonjakan yang cukup besar diraih Turki melalui sektor pariwisata. Termasuk di antaranya kunjungan wisatawan asal Indonesia. 

Terlebih beberapa tahun belakangan ini, makin banyak jemaah umrah dari Indonesia mampir ke Turki. Tak kurang dari 31 miliar dolar AS diperoleh Turki dari sektor wisata ini.

"Orang Turki kenal Indonesia salah satunya melalui jemaah haji dan umrah ini," kata Wardana.

Maka tidak berlebihan jika hubungan bilateral antara kedua negara ini bisa terus ditingkatkan, agar prediksi Indonesia sebagai negara dengan kekuatan ekonomi yang besar pada 2030 bisa terealisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun