Tempo dahulu jelas bangsa kita memiliki catatan kelam yang ditindas dari tindakan dan pemikiran. Kekejaman itu bernama kolonialisme dan impereliasme. Rakyat dirampas hak-hak nya seakan-akan bak boneka tak bernyawa, keji, itu yang dilakukan manusia tak beradab seperti mereka.
Bertahun-tahun kemudian, seperti sekarang ini sudah mulai redup ingatan masa jahanam itu dan hampir hilang kejadian itu. Tapi masih membekas dalam catatan sejarah.
Katanya hari ini kita sudah merdeka. Detik, menit, jam, hari ini apakah kita benar-benar merdeka? Mungkin sudah merdeka secara tekstual tetapi tidak dengan konteksnya. Manusia-manusia itu mulai berperan selayaknya sutradara film drama. Mulai mengatur dan mengolah biar terlihat sesuai alur inginnya. Mencela setiap tindakan yang diperbuat oleh manusia lain, kemudian mendorong hingga jatuh dan tak berdaya.Â
Cukup sepakat dengan Iksan Skuter dalam lagunya berjudul bingung, yang dalam liriknya berkata "makin hari makin susah saja menjadi manusia yang manusia sepertinya menjadi manusia adalah masalah buat manusia" yah begitulah kira-kira sepenggal lirik yang dibuatnya. Tak jarang realitanya demikian. Menjadi olahan dan serba salah (simalakama).
Setiap kita pasti punya cerita dan masanya jadi biarkanlah merdeka dan berekspresi. Semua punya saatnya dan ada waktunya. Jangan biarkan manusia satu menjajah manusia lain, bukan dari materi tetapi dalam penjajahan pemikiran.Â
"Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian. Kalau tidak punya itu, lantas apa harga hidup kita ini?" Inilah yang demikian diucapkan oleh Pramodeya ananta toer.
Mulailah langkahi hidup dengan keberanian selagi itu positif dan tidak menggangu kebisingan orang, tidak ada salahnya untuk mencoba. Hiduplah dengan pemikiran sendiri bukan pemikiran yang lain. Masa dijajah sudah usai sekarang kita seharusnya merdeka. Merdeka dalam tindakan dan juga pikiran.Â
Ali syari'ati seorang tokoh muslim pernah mengatakan manusia selayaknya harus menjadi pemikir yang tercerahkan (Rausyan Fikr). Orang yang tercerahkan akan berusaha untuk menemukan hubungan sebab-akibat sesugguhnya antara kesengsaraan, penyakit sosial, dan kelainan-kelainan serta berbagai faktor internal dan eksternal.Â
Maumere, 11 Agustus 2020