Mohon tunggu...
Endang Moerdopo
Endang Moerdopo Mohon Tunggu... Penggiat Literasi

Membaca, layaknya kita membuka jendela dunia, menulis layaknya kita mengungkapkan gelegak jiwa. Keduanya adalah langkah awal menuju kebijaksanaan dengan penuh kesadaran (EM 2024)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hadirlah, Sebab Hidup Tak Bisa Diulang

9 Mei 2025   09:11 Diperbarui: 9 Mei 2025   09:11 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HADIR  (Creator : AI, Design : EM)

Beberapa hal dalam hidup bisa ditunda.
Membalas email. Mengerjakan laporan. Bahkan rencana liburan.
Tapi satu hal yang tidak bisa ditunda adalah kehilangan.

Kita hidup seolah waktu adalah benda elastis.
Seolah semua orang yang kita cintai akan selalu ada di sana,
menunggu kita selesai dengan kesibukan,
sampai kita punya waktu untuk benar-benar hadir bagi mereka.

Padahal hidup tidak menunggu.

Aku pernah mendengar kisah seorang anak muda yang menyesal tak sempat menemui ayahnya sebelum berpulang. Bukan karena jauh, bukan karena tak tahu. Tapi karena terlalu yakin bahwa besok masih ada.

Dan kita semua, pernah seperti itu.
Terlalu yakin bahwa "nanti" akan datang.
Terlalu percaya bahwa kesempatan itu akan tetap tersedia.

Tapi hidup tidak punya fitur replay.
Tidak ada "ctrl+Z" untuk detik yang terlewat.

"Hadirlah, sebab hidup tak bisa diulang."

Kehadiran bukan hal besar.
Kadang ia hanya berarti mendengarkan dengan sungguh.
Memandang dengan penuh.
Menyentuh tanpa terburu-buru.
Menjawab dengan rasa, bukan otomatisasi.

Kehadiran adalah tindakan mencintai tanpa terganggu notifikasi.
Tindakan menghormati detik, bukan hanya mengejar target.

Kita menyimpan ribuan foto demi mengabadikan momen.
Tapi apakah kita benar-benar ada saat momen itu terjadi?
Apakah kita hadir di dalam foto itu, atau sekadar menjadi bayangan di balik kamera?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun