Mohon tunggu...
Endang Haryani
Endang Haryani Mohon Tunggu... Dosen - Ora et labora et lege

Pendidik || Pelayan || Volunteer || Penggemar baseball || Pecinta hiking || Orange is the new black!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Persiapan Studi ke Jepang: Dos and Don'ts

27 Juni 2022   16:36 Diperbarui: 28 Juni 2022   13:11 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kwansei Gakuin University (Sumber: https://global.kwansei.ac.jp/)

Studi di Jepang! Sejujurnya tidak pernah ada dalam rencana saya untuk studi di negeri Sakura ini. Setelah 7 tahun tebar pesona mengirimkan 27 aplikasi ke berbagai perguruan tinggi di beberapa negara, tahun 2014 akhirnya berkat kesempatan itu tiba. Saya melanjutkan studi doktoral di Jepang dengan beasiswa BPPLN-DIKTI.

Dari pengumuman diterima beasiswa sampai waktu keberangkatan, saya hanya punya waktu sekitar 2 bulan untuk persiapan. Tidak mampu ber-Bahasa Jepang, keterbatasan kenalan dan pengalaman tidak menyurutkan semangat untuk berjuang di negeri matahari terbit.

Saya akan berbagi kisah dari persiapan, tinggal disana dan saat kembali ke Indonesia. Pada kesempatan pertama ini saya berbagi tentang persiapan keberangkatan. So, tunggu cerita saya berikutnya ya.

Banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk keberangkatan dan tinggal di Jepang. Dari dokumen keberangkatan hingga barang bawaan. Berikut adalah Dos and Don'ts yang dapat saya rangkum dalam persiapan, khususnya bagi yang memiliki latar belakang seperti saya.

1. Nihon-go

  • Do #1: Ikuti Japanese Course di kampus!
  • Don't #1: Tidak perlu kuatir jika belum bisa Bahasa Jepang!

Bahasa lokal adalah koentji! Bahasa Jepang sebagai alat komunikasi dan prasarana supaya "tidak tersesat". Karena faktanya tidak semua orang Jepang bisa Bahasa Inggris. Juga tidak semua tulisan Jepang didampingi oleh tulisan Bahasa Inggris. Misalnya formulir dan petunjuk di stasiun, gedung, dll. 

Namun tidak perlu kuatir tentang ini karena semua perguruan tinggi di Jepang menyediakan Japanese Course untuk mahasiswa asing. Jadi akhirnya kita sambil menyelam minum air. Kita memiliki peluang untuk mendapatkan degree sekaligus menguasai bahasa baru. Apalagi kita belajar langsung dengan native speaker disana. Asyik kan?

2. Komunitas orang Indonesia

  • Do #2: Bergabung dengan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang!
  • Don't #2: Jangan kuatir jika tidak ada kenalan sama sekali di Jepang!

Bagi saya PPI tidak hanya sebagai keluarga, tapi juga sebagai pusat informasi dan jaringan. Hidup di perantauan selama 3 tahun, kita pasti bertemu teman-teman baru dari berbagai negara. Hal ini menyenangkan. Namun bagi saya, bersama dengan sesama orang Indonesia akan tetap lebih nyaman dan feel home. 

Tapi jangan lupa untuk tetap membangun jaringan pertemanan internasional ya. Karena kita tidak tahu manakala suatu hari nanti kita bekerjasama atau terhubung dengan mereka.

3. Barang-barang yang dibawa

  • Do #3: Bawa barang yang dibutuhkan saja!
  • Don't #3: Jangan bawa baju terlalu banyak!

Perlu disadari, kita ke Jepang bukan untuk traveling beberapa hari, tapi untuk tinggal beberapa tahun. Padahal bagasi pesawat sama-sama dibatasi. Jadi kita harus buat daftar barang dengan tepat. 

Selain membawa uang Yen secukupnya dan diri yang bersahaja, secara umum ada 5 kelompok barang yang perlu disiapkan. Selain dari kelompok itu, kita menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing dan bagasi kita.

  • Bawa barang yang menjadi sarana studi.

Seperti laptop, hard disk external. Kita akan menghemat dana untuk beli baru dan pasti sudah terbiasa memakainya kan. Terkait laptop, pastikan pada adaptor bahwa laptop kita pada range 110-220V (note: Jepang menggunakan 110V).

  • Bawa barang yang relatif sulit ditemukan/dibeli di Jepang.

Seperti batik, kebaya atau baju daerah sederhana. Kadang kita perlu ikut event dari KBRI atau acara budaya di kampus juga lho. Waktu itu saya juga membawa beberapa souvenir berupa pembatas buku wayang. Selain unik, juga ringan. 

  • Bawa perlengkapan outfit (baju, sepatu, tas) dan kamar yang lengkap jenisnya, bukan banyak jumlahnya. 

Misalnya baju/sepatu resmi, atasan, bawahan, baju/sepatu olahraga, seprai, dst. Masing-masing jenis siapkan 1-3 pasang saja. Selain harga baju dan sepatu di Jepang relatif mahal, kalau baju/sepatu hampir pasti akan beli. Baju atau sepatu yang multifungsi akan lebih baik.

  • Scan file-file penting dan simpan di cloud storage. 

Seperti ijazah, transkrip, passport, e-KTP, akta kelahiran, dll. Mungkin kita akan mengurus visa ke luar negeri, perpanjangan passport di Jepang atau mengurus hal lain. Who knows?

  • Bawa barang pribadi.

Seperti kacamata, obat-obatan, dll. Barang yang perlu konsultasi dokter atau penyesuaian dalam pemakaian akan lebih baik disiapkan di Indonesia.

Selamat menyiapkan diri ya. Ganbatte kudasai!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun