Mohon tunggu...
Endang Setiawati
Endang Setiawati Mohon Tunggu... Lainnya - شبان اليوم رجال الغد
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Aku adalah aku dengan segala kekuranganku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penjual Tawa

4 Agustus 2020   19:28 Diperbarui: 4 Agustus 2020   19:16 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku ingin menjual tawa pada semua,
Tanpa mereka tahu seberapa sesak menahan patahan
Yang semakin menganga.
Mengukir patahan seolah tak terjadi apa-apa

Hati terhujam duka, bulan sabit seolah enggan pergi,
Ingin menetap lama, dalam keheningan, dalam ketidak berdayaan, bertahan, walau kabut kebal berusaha menutupi.

Tetaplah merekah bulan sabit yang indah,
Tetaplah jual tawa pada semua yang memandang bahagia.
Tetaplah mempersamai semesta, menjelajahi ruang waktu ditengah logika yang semakin buntu.
Melayari indahnya bintang diantara himpitan kabut kebal yang menyesakkan.

Bertahanlah, semesta selalu diam dalam keheningan.
Semesta selalu menunjukkan kasih sayang dalam diam.
Tetaplah mempersamainya.

Sengkuang, 14-12- 19.
Mempersamai rintik hujan dalam keheningan, memahat patahan menjadi ukiran yang tak terkalahkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun