Mohon tunggu...
Encon Rahman
Encon Rahman Mohon Tunggu... Guru - Encon Rahman Guru penerima penghargaan internasional dari PMCA Thailand 2017. Narasumber berbagai pelatihan di tingkat nasional.

Encon Rahman narasumber dan trainer.. Pengawas sekolah dinas pendidikan Kabupaten Majalengka.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

(20) 4 Cara Menulis di Tengah Kesibukan Kerja

16 April 2022   04:24 Diperbarui: 16 April 2022   04:30 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setiap orang memiliki rutinitas. Salah satu rutinitas itu, bernama kerja. Kerja merupakan sunatullah bagi manusia. Tanpa kerja, orang disebut pemalas. Seorang pemalas tidak pernah produktif. Selain itu, ia pun tidak pernah menghasilkan sesuatu. Ya, hanya sekedar menjadi benalu bagi orang lain saja. 

Pada sisi lain, banyak orang yang super produktif. Bekerja, bekerja dan bekerja. Nyaris 24 Jam waktunya habis untuk bekerja. Saking produktif bekerja yang bersangkutan lupa kewajiban lain. Kewajiban itu di antaranya menunaikan ibadah kepada pencipta-Nya. 

Menulis di Tengah Kesibukan Kerja

Berbicara tentang produktivitas bekerja saya jadi teringat seorang rekan yang berprofesi sebagai tukang ojeg. Beliau sudah cukup lama menjalani profesi itu. Dari ngojeglah kebutuhan keluarganya terpenuhi. Meskipun dirasa penghasilan ngojeg sangat kurang. Namun, profesi itu tetap dijalaninya dengan sabar. 

Sambil menunggu calon penumpang, ia selalu mengisi waktunya dengan banyak membaca. Banyak sekali bacaan yang ia baca, novel, cerpen, artikel, puisi, dan opini. Beberapa kali saya memberi pinjaman bahan bacaan kepadanya. Jika malam hari, kadang-kadang ia sengaja datang ke rumah saya, hanya sekedar ingin berdiskusi tentang persoalan hidup dan teknik menulis. Dari hasil diskusi tersebut, ia tertarik untuk mencoba menulis dan mengirim tulisan ke media cetak.

Singkat cerita, beberapa tulisannya dimuat di koran. Wah, senangnya bukan main. Akhirnya ia kecanduan untuk terus menulis dan mengirim tulisan ke koran. Meskipun demikian, profesinya tetap dijalani dengan sepenuh hati. Siang hari ngojek. Malam hari menulis untuk dikirim ke media cetak. 

Dari waktu ke waktu tulisannya semakin berkualitas. Produktivitas menulis pun semakin bertambah. Ujungnya, ia ditawari menjadi wartawan frelance oleh sebuah media lokal. Nah, dari cerita nyata ini saya dapat mengambil kesimpulan. Pertama, sesibuk apapun kita jika motivasi menulis ada pasti bisa untuk menulis. Kedua, bakat menulis itu hanya satu persen, 99 persen adalah kerja keras. Ketiga, luangkan waktu secara istiqomah untuk menulis. Keempat, membaca dan latihan menulis merupakan modal seorang calon penulis. Apapun profesi Anda.

Catatan Akhir

Motivasi menulis merupakan salah satu kunci sukses agar talenta menulis kita semakin berkembang. Tanpa motivasi menulis, meskipun kita memiliki talenta menulis, pasti  tidak akan berkembang. Yuk, belajar menulsi di tengah rutinitas bekerja.

Majalengka, 16 April 2022

Tulisan ke-20 dari 1000 tulisan yang akan disajikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun