[caption id="attachment_417787" align="aligncenter" width="300" caption="Kuda Pustaka (foto:BBC Indonesia)"][/caption]
Tanggal 17 Mei adalah Hari Buku nasional. Berapa banyak orang Indonesia yang menyadari pentingnya buku dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak? Sepertinya terjadi degradasi pemahaman terhadap nilai buku. Buku masih menjadi kebutuhan nomor sekian dibandingkan dengan benda-benda lain. Padahal buku adalah jendela dunia, dimana sarat dengan ilmu pengetahuan.
Orangtua yang tidak mempunyai kegemaran membaca buku, tentu tidak bisa mengerti manfaat buku bagi anak-anaknya. Lihatlah, terlalu banyak orangtua yang berduit, lebih suka membelikan gadget dan game kepada mereka. Belum lagi acara-acara di televisi yang lebih banyak menayangkan acara yang tidak mendidik. Kebanyakan diisi sinetron gak jelas atau acara hiburan yang justru menambah tumpul otak. Sedangkan orangtua yang ekonominya lemah, terbentur masalah keuangan. Mereka lebih memilih membeli beras dan lauk pauknya daripada membeli buku.
Namun ternyata masih ada seseorang yang sangat peduli untuk mengenalkan manfaat buku kepada anak-anak. Orang yang ingin memberikan ilmu pengetahuan melalui buku-buku yang dimilikinya. Hebatnya, ini terjadi bukan di perkotaan yang pendidikannya lebih tinggi. Ini justru dilakukan di wilayah perkampungan. Tepatnya di gunung Slamet, Jawa Tengah.
Adalah Ridwan, seorang laki-laki yang melakukan perjuangan tersendiri untuk menciptakan sebuah perpustakaan. Uniknya, perpustakaan itu tidak berada di dalam rumah, atau mobil keliling. Ia justru menggunakan seekor kuda untuk menjadi perpustakaan berjalan. Setiap hari, Ridwan bersama kuda kesayangannya yang bernama Luna, menyusuri desa Serang, Purbalingga, Jawa Tengah.
Ridwan, laki-laki berusia 42 tahun ini merasa terpanggil hatinya karena anak-anak di desa tidak mendapatkan pengetahuan yang cukup sebagaimana anak-anak di kota. Sementara mereka berasal dari keluarga sederhana yang tidak mampu membeli buku. Pria itu tergerak untuk menciptakan perpustakaan di atas kuda, karena ia hanya memiliki kuda agar bisa berkeliling desa. Perpustakaan itu sangat disukai anak-anak. Sebenarnya mereka memiliki minat baca yang tinggi, sayang hobi itu tidak bisa disalurkan dengan baik.
Ridwan menjalankan Kuda Pustaka miliknya sejak bulan Jannuari yang lalu. Sampai sekarang anak-anak selalu antusias menyambutnya. Bukan hanya mereka saja yang senang membaca, ada pula orang dewasa yang menjadi pelanggan setia perpustakaan unik tersebut. Karena itu, satu hal yang disayangkan Ridwan, ia hanya memiliki jumlah buku yang terbatas. Padahal ia ingin sekali memberikan aneka buku kapada masyarakat sebagai bahan bacaan yang bermutu.
Perjuangan Ridwan sungguh mengundang keharuan. Apa yang dilakukannya pantas menjadi teladan bagi kita semua. Jika seorang Ridwan ingin berbuat sesuatu untuk negeri ini, mengapa kita yang mempunyai kemampuan lebih tidak mau melakukannya? Mudah-mudahan semakin banyak Ridwan-Ridwan yang lain, yang ingin memberikan andil untuk mencerdaskan bangsa melalui buku-buku.
[caption id="attachment_417789" align="aligncenter" width="300" caption="Kuda Pustaka berkeliling (foto:BBC Indonesia)"]
[caption id="attachment_417790" align="aligncenter" width="300" caption="para penggemar Kuda Pustaka (foto:BBC Indonesia)"]