Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengulik Candra Naya yang Terkepung Gedung Hingga Petak Enam Pecinan Glodok

8 Agustus 2025   17:20 Diperbarui: 8 Agustus 2025   17:20 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di ruang tengah Candra Naya (dok.koteka)

Selanjutnya ada dua ruangan lagi sebelum pintu belakang. Sebelah kiri berisi topeng-topeng yang digunakan dalam kesenian Tionghoa. Tetapi ruangan sebelah kanan kosong. Ruang ibadah justru berada di belakang kanan, yang tidak begitu tampak jika dilihat dari pintu keluar yang menghadap taman dan kolam ikan. 

Saya di tepi kolam. (Dok.pri)
Saya di tepi kolam. (Dok.pri)

Kolam ikan yang cantik dan bersih ini tampak penuh dengan ikan- koi yang berenang hilir mudik. Ada satu pancuran air yang berasal dari sebuah patung di tepi kolam. Di sekelilingnya banyak tanaman bunga yang segar dan indah. Di belakang kolam tampak tangga, yang menjadi akses ke gedung apartemen. 

Foto bersama di tangga (dok.koteka)
Foto bersama di tangga (dok.koteka)

Menyusuri Pecinan Glodok 

Puas mengubek-ubek Candra Naya, kami keluar menuju kampung Pecinan Glodok. Hanya dengan berjalan kaki sekitar 200 meter, sampai ke depan gerbang kawasan Pecinan. Suasana cukup ramai dan mulai macet karena sudah jam pulang kantor. 

Di depan vihara Dharma Bakti (dok.gana.koteka)
Di depan vihara Dharma Bakti (dok.gana.koteka)

Kami berjalan masuk gang ke vihara Dharma Bakti. Sayangnya vihara ini dalam tahap renovasi, sehingga sebagian area ditutup terpal. Karena itu kami tidak memutuskan untuk masuk, tetapi berjalan terus, belok kanan menyusuri kawasan Pecinan. 

Jalan kecil itu kadang berbelok-belok, melewati vihara kecil dan gang-gang tempat bermukim warga Tionghoa. Banyak pedagang makanan di sepanjang jalan, bukan hanya makanan khas oriental tapi juga pempek Palembang, gado-gado dan sebagainya. 

Lalu kami masuk sekolah Tionghoa yang telah berubah menjadi gereja. Bangunan masih asli dengan arsitektur Tionghoa. Bangunan ini terpelihara dengan baik, bersih dan rapi. Padahal jalan kecil di depannya justru terlihat agak kumuh. Mungkin karena banyak rumah-rumah tua yang tidak terurus. 

Di depan vihara Dharma Jaya Toasebio (dok.koteka)
Di depan vihara Dharma Jaya Toasebio (dok.koteka)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun