Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Megawati dan Kekagetan yang Terlambat

10 Mei 2019   16:45 Diperbarui: 10 Mei 2019   17:09 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
data korban (dok.humanitydutacenter)

Agak miris membaca berita kemarin di salah satu media online tentang bagaimana Megawati Soekarnoputri kaget mendengar bahwa petugas KPPS yang meninggal sudah lebih dari 500 orang. Dalam hati saya 'nggumun', Mega, memangnya kau kemana saja?

Jumlah korban yang meninggal sebanyak 554 orang bukan jumlah yang sedikit. Jumlah ini lebih dari korban bom bunuh diri di Srilanka karena terorisme. Mereka adalah korban pesta demokrasi, sebuah tragedi yang sangat menusuk, yang mengguncangkan hati dan pikiran orang waras.

Angka angka tersebut masih mungkin akan bertambah mengingat ribuan orang masih dalam perawatan akibat sakit. Dugaan sementara adalah kelelahan. Dalam hal ini saya tak mau berasumsi buruk, karena beberapa anggota keluarga dan teman memang kelelahan akibat bertugas sebagai KPPS.

Apa yang membuat Megawati tidak sensitif dalam hal ini? Berarti dia tidak pernah memperhatikan orang-orang yang terlibat dalam demokrasi 'berdarah' ini. Tahukah dia berapa banyak keluarga dilanda duka lara karena kehilangan anggota keluarga tercinta?

Maka saya menduga bahwa Megawati sebagai pemimpin PDIP, yang menjadi pemenang dalam pilpres ini, tidak peduli terhadap hal lain kecuali kemenangan partainya. Dia hanya mengamati perhitungan suara dan abai terhadap berbagai kemungkinan di sekitarnya.

Padahal, jika partai berlambang banteng ini meraih suara terbesar, tidak lepas dari sumbangsih tenaga petugas KPPS. Mereka telah berkorban terlalu banyak untuk menyukseskan pemilu serentak yang memuaskan segelintir elite politik.

Saya tidak heran jika banyak yang menyuarakan agar para korban diotopsi. Banyaknya korban memang menimbulkan kecurigaan, meski sebetulnya tidak demikian. Oleh sebab itu, tewasnya ratusan petugas justru memicu dan membuka celah bagi pihak lawan untuk menyerang kubu Jokowi.

Seharusnya Megawati lebih aware terhadap hal ini. Ia harus menghargai jiwa jiwa yang melayang karena pesta demokrasi yang kebablasan ini. Sebagai pemimpin yang menyandang nama bapaknya, lebih baik Megawai melakukan sesuatu yang dapat meringankan beban penderitaan keluarga korban.

Jokowi telah menjanjikan santunan bagi para korban. Tetapi hal ini belumlah cukup untuk menutup pedihnya jumlah petugas KPPS yang meninggal dunia. Pemimpin lainnya harus ikut bertanggung jawab secara moral. Ada baiknya Megawati menyambangi para korban dan memberikan spirit kepada mereka.

Satu hal yang perlu diingat, ini adalah masalah nyawa manusia. Jangan jadikan nyawa orang lain begitu murah untuk membayar keegoisan para elite politik. Banyak banyak bercermin dan introspeksi diri. Hargailah orang lain yang berkorban untukmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun