Meski film The Sound of Music adalah film jadul yang dirilis tahun 1965, saya masih saja tergila gila pada film ini. Entah sudah berapa kali saya menonton film ini, saya lupa. Pertama kali dari TVRI ketika belum ada televisi swasta, kemudian nonton videonya bersama teman-teman.
Film ini diangkat dari kisah nyata yang kemudian ditulis menjadi sebuah novel yang menjadi booming pada masanya. Kisah seorang wanita yang bernama Maria von Trapp dengan kisah cintanya yang menegangkan karena bersinggungan dengan Nazi yang sedang berkuasa.
The Sound of Music, bagi saya adalah kisah cinta yang lengkap. Film ini menyiratkan kecintaan kepada Tuhan, kepada tanah air, kepada lawan jenis dan kepada keluarga. Dibutuhkan perjuangan yang keras untuk mewujudkan semua cinta tersebut. Film yang memikat dari awal hingga akhir.
Dikisahkan pada tahun 1938, Maria adalah seorang gadis Austria periang  yang belajar untuk menjadi biarawati di Biara Nonnberg di Salzburg. Ia menyukai musik dan senang menyanyi dengan suaranya yang merdu. Kelakuannya yang terlalu 'pecilakan' agak menguatirkan biarawati lainnya.
Maria sering larut dengan kegemarannya menyusuri gunung-gunung menikmati keindahan alam. Sehingga ia sering melanggar peraturan dalam biara. Tetapi kepala Biara yang bijaksana memahami dan mengerti jiwa mudanya.Â
Kapten telah membesarkan anak-anaknya menggunakan disiplin militer yang ketat setelah kematian istrinya. Meskipun anak-anak pada awalnya bertingkah buruk, Maria merespons dengan kebaikan dan kesabaran sehingga tak lama kemudian anak-anak mulai percaya dan menghormatinya.Â
Liesl, putri tertua yang sudah remaja, mulai menyayangi  Maria setelah membela dia yang kepergok bertemu secara diam diam dengan seorang pemuda bernama  Rolfe, seorang kurir yang dia cintai. Sedangkan anak anak yang lain, lebih mudah diambil hatinya.
Sementara Kapten sedang pergi ke  Wina untuk suatu urusan, Maria membuat pakaian bermain untuk anak-anak yang santai dan sportif. Maria membawa mereka berkeliling Salzburg dan pegunungan sekitarnya, dan mengajari mereka cara bernyanyi.Â
Kapten pulang  bersama seorang wanita cantik, Baroness Elsa Schraeder, dan teman bersama mereka, Max Detweiler. Mereka disambut oleh Maria dan anak-anak yang kembali dari naik perahu di danau dengan baju basah kuyup karena  perahu mereka terbalik.Â
Kapten menunjukkan ketidaksukaan  dengan pakaian dan aktivitas anak-anaknya.  lalu ia memerintahkannya untuk kembali ke biara. Saat itulah ia mendengar nyanyian datang dari dalam rumah dan heran melihat anak-anaknya bernyanyi untuk Baroness.Â
Secara impulsif dan dipenuhi dengan emosi, Kapten mau bergabung dengan anak-anaknya, bernyanyi untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun. Setelah itu, dia meminta maaf kepada Maria dan memintanya untuk tinggal.
Terkesan oleh nyanyian anak-anak, Max mengusulkan agar mereka  mengikuti di Festival Salzburg.  Saran itu langsung ditolak oleh Kapten karena dia menentang anak-anaknya bernyanyi di depan umum. Sebagai pejabat militer, ia menganggap hal itu tak pantas dilakukan keluarganya.
Atas desakan Baroness, diadakan  pesta besar di villa dengan mengundang teman-teman mereka. Malam pesta, sementara para tamu dengan pakaian formal melenggang di ruang dansa, Maria dan anak-anak melihat dari teras taman. Kapten memperhatikan Maria mengajar Kurt tarian rakyat.
Kemudian dengan spontan Kapten memotong mereka dan menari dengan Maria dalam pertunjukan yang anggun. Mereka larut dalam dansa yang berpuncak dalam pelukan erat dari sang Kapten. Hal itu menimbulkan perasaan campur aduk di dalam diri Maria.
Tersadar, wajah Maria memerah dan ia segera melepaskan  diri. Baroness, yang memang mengincar Kapten, memperhatikan ketertarikan pria itu kepada Maria. Ia  menyembunyikan kecemburuannya sambil meyakinkan Maria bahwa dia harus kembali ke biara.Â
Maria kembali ke biara, tetapi Mother  Abbess mengetahui perasaannya.  Maria mengasingkan diri  untuk menghindari perasaannya pada Kapten. Wanita bijak itu mendorongnya  kembali ke villa, menemukan apa yang terbaik dalam hidup.Â
Dengan menahan perasaan, Maria mencoba mengerti  tentang pertunangan Kapten dan  Baroness. Ia  setuju untuk tinggal sampai mereka menemukan pengasuh pengganti. Namun, ternyata perasaan Kapten terhadap Maria belum berubah. Ia memutuskan pertunangannya dengan Baroness.
Kapten kemudian menikahi Maria. Mereka berbulan madu diiringi kegembiraan anak anak. Sementara itu, Max diam diam mendaftarkan  anak-anak di Festival Salzburg. Situasi politik sedang berguncang, Austria telah dianeksasi oleh Reich Ketiga di Anschluss.
Kapten memberitahu  keluarganya bahwa mereka harus segera meninggalkan Austria ke Swiss. Banyak teman Von Trapps yang siap menerima rezim baru, termasuk Rolfe, kekasih Liesl yang telah bergabung dengan Hitler Youth. Rencana melarikan diri hampir gagal.
Malam itu, ketika keluarga von Trapp berusaha untuk pergi, mereka dihentikan oleh sekelompok Browns yang menunggu di luar villa. Ketika ditanya oleh Gauleiter Hans Zeller, Kapten akhirnya menyatakan bahwa mereka akan pergi tampil di Festival Salzburg untuk tampil.Â
Zeller yang curiga, bersikeras mengawal mereka ke festival, setelah itu anak buahnya akan menemani Kapten ke Bremerhaven. Kapten berpikir keras bagaimana agar mereka bisa meloloskan diri dari pengawalan tersebut, sambil tetap tampil di panggung festival.
Malamnya di festival itu,  mereka tampil terakhir. Keluarga von Trapp pergi dan mencari perlindungan di biara terdekat, di mana ada Mother Abbess. Biarawati itu  menyembunyikan mereka di pemakaman kuno. Brownshirts berhasil menyusul ke sana dan tidak percaya pada Mother Abbes.
Rolfe, pemuda yang menyukai Liesl melihat mereka. Ia kemudian membunyikan  alarm memberitahu atasannya. Untunglah keluarga von Trapp berhasil melarikan diri dengan  menggunakan mobil penjaga. Tentara  berusaha mengejar mereka.
Setelah berkendara ke perbatasan Swiss, keluarga von Trapp  melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melintasi perbatasan menuju Swiss. Di sana mereka  menuju keselamatan dan kebebasan, merdeka dari kejaran dan penjajahan tentara Nazi.
Film ini dibintangi oleh Julie Andrew dan Christopher Plummer.