Mohon tunggu...
Emil Rahmansyah
Emil Rahmansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Terus belajar dan berbagi untuk masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengulik Ilmu Manusiawi Secara Islami

5 Mei 2020   22:14 Diperbarui: 6 Mei 2020   23:34 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menerangi. (sumber: KOMPAS/JITET)

Al-Quran, dan membandingkannya dengan kitab-kitab samawi lainnya, mempelajari kepribadian Rasul dan membandingkan beliau dengan tokoh-tokoh besar pembaharuan yang pernah hidup dalam sejarah, dan juga mempelajari tokoh-tokoh Islam terkemuka dan membandingkannya dengan tokoh-tokoh utama agama maupun aliran-aliran pemikiran lain.

Tugas intelektual hari ini ialah mempelajari dan memahami Islam sebagai aliran pemikiran yang membangkitkan kehidupan manusia, perseorangngan maupun masyarakat.  

Hal itu merupakan ciri bahwa sebagai intelektual dia harus memikul amanah demi masa depan ummat manusia ke arah yang lebih baik. Seiring pekembangan ilmu yang ada, maka bisa dibahas lebih baik dan mendalam lagi, hal tersebut telah dituliskan dalam Al-Qur'an. 

Pada ilmu fisika kita dapat memahami lebih baik tentang ayat-ayat "kauniyyah" dan pada ilmu sosiologi dapat mempejelas pemahaman kita mengenai ayat-ayat Al-Qur'an yang historis dan sosiologis.

Dalam Al-Qur'an kita menemukan beberapa konsep yang termasuk pada ilmu-ilmu manusiawi, tetapi belum pernah dibahas oleh ilmu-ilmu ini. Diantaranya adalah konsep hijrah.

Dalam buku Muhammad, Nabi Penutup, diterbitkan oleh Husainiya-yi Irsyad, membicarakan dimensi historis konsep hijrah, yakni perpindahan rakyat dari suatu tempat ke tempat lain.

Dari nada pembahasan Al-Quran mengenai hijrah dan muhajirin, demikian juga dari kehidupan Rasul serta dari konsep hijrah yang berlangsung pada awal sejarah Islam, dapat disimpulkan bahwa hijrah bukanlah sekedar suatu peristiwa sejarah.

Dalam sejarah kita mengenal 27 peradaban. Semuanya, tanpa terkecuali, lahir dari peristiwa hijrah. Sebaliknya, tidak pernah tercatat dalam sejarah ada suatu suku primitif yang berkembang menjadi masyarakat beradab dan berbudaya tanpa terlebih dahulu harus meninggalkan tanah asalnya dan berhijrah. 

Konsep ini sangat relevan dengan ilmu sejarah dan sosiologi. Kita dapat simpulkan dari nada Al-Quran membahas dan memerintahkan hijrah yang terus menerus dan umum.

Semua peradaban di dunia ini ternyata tumbuh dari hijrah. Suatu masyarakat primitif akan tetap primitif selama mereka tidak mau meninggalkan negerinya sendiri. Mereka baru akan mencapai setelah melakukan hijrah dan menetap di suatu negeri baru. Jadi semua peradaban adalah hasil dari hijrah masyarakat-masyarakat primitif.

Semua aliran sosiologi dan sejarah yang beraneka ragam telah sama mencurahkan perhatian mencari jawaban atas pertanyaan: Apakah yang merupakan motor penggerak sejarah, merupakan faktor dasar dalam perkembangan dan perubahan masyarakat manusia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun