Sejak awal diturunkannya, Al-Qur'an tidak hanya hadir sebagai petunjuk bagi manusia, tetapi juga sebagai bentuk tantangan dari Allah terhadap tren yang mendominasi masyarakat Arab saat itu---sastra dan sihir. Bangsa Arab dikenal dengan kepiawaiannya dalam bersyair dan kekuatan magis yang mereka percayai mampu mengendalikan kehidupan. Namun, Allah menurunkan Al-Qur'an sebagai bukti bahwa kalam-Nya jauh lebih unggul dari segala bentuk syair maupun mantra sihir yang mereka agungkan.
Masyarakat Arab dan Kekuatan Syair serta Sihir
Pada masa pra-Islam, bangsa Arab sangat mengagungkan para penyair. Mereka dianggap sebagai orang-orang dengan kemampuan luar biasa, bahkan diyakini memiliki hubungan dengan jin. Syair bukan sekadar hiburan, tetapi juga alat propaganda politik, identitas suku, dan bahkan sarana untuk memanipulasi persepsi publik. Di sisi lain, kepercayaan terhadap sihir juga sangat kuat, dengan banyaknya dukun dan penyihir yang diklaim mampu mengubah nasib seseorang.
Ketika Rasulullah datang membawa wahyu, kaum Quraisy menuduhnya sebagai penyihir. Mengapa? Karena mereka tidak dapat menemukan penjelasan lain untuk keindahan dan keajaiban bahasa Al-Qur'an. Bagi mereka, kalimat-kalimat dalam kitab suci ini lebih hebat dari syair manapun yang pernah mereka dengar, dan efeknya mampu mengguncang hati orang yang mendengarnya.
Huruf-Huruf Awal dalam Al-Qur'an: Isyarat yang Menggugah
Salah satu bentuk tantangan Allah terhadap para penyair dan penyihir adalah dengan turunnya huruf-huruf muqatta'ah di awal beberapa surah, seperti:
- Alif Lam Mim (Al-Baqarah, Ali Imran, dsb.)
- Nun (Al-Qalam)
- Kaf Ha Ya 'Ain Shad (Maryam)
- Ha Mim (Fussilat, Asy-Syura, dsb.)
Huruf-huruf ini mengundang rasa penasaran dan menjadi misteri besar bagi para ahli bahasa dan sastra Arab. Mereka yang terbiasa merangkai syair dan berbicara dengan indah tiba-tiba dihadapkan pada susunan huruf yang tidak mereka pahami, namun memiliki daya tarik yang luar biasa.
Allah seakan berkata kepada mereka, "Jika kalian menganggap Al-Qur'an adalah buatan manusia, maka buatlah sesuatu yang serupa dengannya." Namun, tidak ada satu pun penyair, dukun, atau penyihir yang mampu menandingi kemukjizatan Al-Qur'an, meskipun hanya satu ayat saja.
Tantangan Ilahi yang Tak Terjawab
Allah secara langsung menantang bangsa Arab dalam firman-Nya:
"Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur'an yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah yang semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar." (QS. Al-Baqarah: 23)
Ayat ini menjadi tantangan besar. Namun, meskipun bangsa Arab kala itu memiliki para penyair terbaik dan menguasai bahasa dengan sempurna, tak ada satu pun yang sanggup menjawab tantangan ini. Bahkan hingga kini, tak ada karya sastra atau mantra sihir yang dapat menandingi kedahsyatan dan ketepatan bahasa Al-Qur'an.
Al-Qur'an di Atas Segala Keajaiban
Al-Qur'an bukan sekadar kitab suci, tetapi juga mukjizat yang nyata. Allah menurunkannya pada era puncak kehebatan sastra dan sihir di Arab untuk menunjukkan bahwa firman-Nya tak dapat ditandingi oleh keindahan syair maupun kekuatan sihir. Huruf-huruf muqatta'ah menjadi bukti bahwa bahkan dengan potongan huruf yang sederhana, manusia tetap tak mampu menciptakan sesuatu yang serupa dengan kalamullah.
Maka, jika bangsa Arab yang terkenal dengan syair dan sihirnya saja tak bisa menandingi Al-Qur'an, bagaimana mungkin manusia modern, dengan segala keterbatasannya, mampu meragukan keagungan firman Allah ini?
Sungguh, Al-Qur'an adalah cahaya yang tak bisa dipadamkan, mukjizat yang tak bisa ditiru, dan kebenaran yang tak bisa dibantah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI