"Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur'an yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah yang semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar." (QS. Al-Baqarah: 23)
Ayat ini menjadi tantangan besar. Namun, meskipun bangsa Arab kala itu memiliki para penyair terbaik dan menguasai bahasa dengan sempurna, tak ada satu pun yang sanggup menjawab tantangan ini. Bahkan hingga kini, tak ada karya sastra atau mantra sihir yang dapat menandingi kedahsyatan dan ketepatan bahasa Al-Qur'an.
Al-Qur'an di Atas Segala Keajaiban
Al-Qur'an bukan sekadar kitab suci, tetapi juga mukjizat yang nyata. Allah menurunkannya pada era puncak kehebatan sastra dan sihir di Arab untuk menunjukkan bahwa firman-Nya tak dapat ditandingi oleh keindahan syair maupun kekuatan sihir. Huruf-huruf muqatta'ah menjadi bukti bahwa bahkan dengan potongan huruf yang sederhana, manusia tetap tak mampu menciptakan sesuatu yang serupa dengan kalamullah.
Maka, jika bangsa Arab yang terkenal dengan syair dan sihirnya saja tak bisa menandingi Al-Qur'an, bagaimana mungkin manusia modern, dengan segala keterbatasannya, mampu meragukan keagungan firman Allah ini?
Sungguh, Al-Qur'an adalah cahaya yang tak bisa dipadamkan, mukjizat yang tak bisa ditiru, dan kebenaran yang tak bisa dibantah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI