Mohon tunggu...
emelyn joyvania mardyanto
emelyn joyvania mardyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Airlangga

saya seorang mahasiswa di Universitas Airlangga dengan program studi Teknologi Radiologi Pencitraan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Memahami Radioterapi dan Pentingnya Proteksi Radiasi bagi Pasien dan Tenaga Kesehatan

24 Juni 2025   23:23 Diperbarui: 24 Juni 2025   23:22 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imobilisasi (Sumber : https://www.parkwaycancercentre.com/)

Radioterapi adalah salah satu bentuk pengobatan medis yang menggunakan radiasi pengion untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel kanker (Valentina, 2024). Terapi ini telah menjadi bagian penting dalam penanganan berbagai jenis kanker, baik sebagai terapi tunggal maupun dikombinasikan dengan pembedahan dan kemoterapi. Dengan teknologi yang terus berkembang, radioterapi kini dapat dilakukan dengan lebih presisi, sehingga dapat memaksimalkan efek pada jaringan kanker sekaligus meminimalkan kerusakan pada jaringan sehat di sekitarnya. Namun demikian, karena melibatkan paparan radiasi, pelaksanaannya tetap harus memperhatikan aspek keselamatan. Meskipun secara umum radioterapi tergolong aman dan telah melalui standar medis yang ketat, risiko dari paparan radiasi tetap ada, baik bagi pasien maupun tenaga medis yang terlibat. Dalam artikel ini akan dibahas lebih lanjut mengenai apa itu radioterapi, manfaat dan risikonya, serta bagaimana proteksi radiasi diterapkan secara tepat bagi semua pihak yang terlibat.

1. Pengertian dan Kegunaan Radioterapi

Radioterapi adalah prosedur medis yang menggunakan radiasi berenergi tinggi, seperti sinar-X, proton, atau partikel lainnya, untuk membunuh atau merusak sel-sel kanker (Maisura, 2024). Radiasi ini bekerja dengan merusak DNA sel, sehingga sel kanker tidak bisa tumbuh atau berkembang biak. Terapi ini bisa diberikan secara eksternal (dari mesin di luar tubuh) atau internal (melalui implan radioaktif yang ditempatkan di dalam tubuh dekat dengan sel kanker).

Kegunaan utama radioterapi adalah untuk mengobati kanker, baik sebagai terapi utama maupun sebagai terapi tambahan setelah pembedahan atau kemoterapi. Selain itu, radioterapi juga digunakan untuk mengurangi gejala kanker stadium lanjut, seperti nyeri atau pendarahan, dalam pendekatan yang disebut terapi paliatif. Radioterapi membantu meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup pasien, selama diberikan dengan pengawasan dan teknik yang tepat.

2. ⁠Potensi Bahaya Radioterapi

Radioterapi, meskipun merupakan salah satu metode pengobatan kanker yang efektif, tetap melibatkan risiko akibat paparan radiasi pengion. Radiasi yang digunakan dalam radioterapi ini adalah sinar-x (X-rays), sinar gamma (γ), parikel electron serta proton dan ion berat seperti karbon. Radiasi ini memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan pada jaringan sehat di sekitar area target, yang dapat menimbulkan efek samping seperti dermatitis, kelelahan, dan gangguan fungsi organ (Muhammad, 2023). Proteksi radiasi merujuk pada serangkaian tindakan dan prosedur yang bertujuan meminimalkan paparan radiasi pada pasien, tenaga kesehatan, dan lingkungan kerja, tanpa mengurangi efektivitas terapi. Prinsip dasar proteksi radiasi mencakup penerapan dosis serendah mungkin (as low as reasonably achievable/ALARA), pembatasan waktu paparan, peningkatan jarak dari sumber radiasi, serta penggunaan peralatan pelindung fisik seperti penyangga timbal dan alat pelindung diri. Implementasi proteksi radiasi secara optimal merupakan upaya penting dalam menjamin keselamatan dan kualitas pelayanan radioterapi.

3. ⁠Proteksi Radiasi pada Radioterapi 

Proteksi radiasi dalam radioterapi melibatkan serangkaian langkah yang dirancang untuk melindungi pasien dan tenaga kesehatan dari paparan radiasi yang tidak diinginkan. Pada pasien, proteksi radiasi dilakukan dengan perencanaan dosis yang presisi menggunakan teknik simulasi dan imaging, sehingga radiasi hanya difokuskan pada area tumor dan meminimalkan kerusakan jaringan sehat di sekitarnya. Selain itu, penggunaan teknologi seperti intensity-modulated radiotherapy (IMRT) dan radiotherapy guided by imaging (IGRT) semakin meningkatkan akurasi dan keamanan terapi (Winarno, 2021).

Untuk tenaga kesehatan, proteksi radiasi mencakup penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti apron timbal, pelindung kelenjar tiroid, dan sarung tangan khusus. Penempatan ruangan terapi yang didesain dengan dinding pelindung radiasi dan prosedur operasional standar untuk meminimalkan waktu paparan juga sangat penting. Selain itu, monitoring dosis radiasi secara rutin dengan dosimeter pribadi menjadi kewajiban untuk memastikan paparan tetap dalam batas aman.

Adapun perbedaan penerapan proteksi radiasi antara radioterapi dengan terapi radiasi pengion lain, seperti radiologi diagnostik atau terapi nuklir, terletak pada dosis, durasi, dan metode pemberian radiasi. Radioterapi biasanya melibatkan dosis radiasi yang jauh lebih tinggi dan fokus pada area spesifik dalam jangka waktu yang relatif panjang, sehingga proteksi harus sangat ketat dan terfokus. Sementara itu, terapi diagnostik menggunakan dosis yang lebih rendah dengan tujuan pencitraan, dan terapi nuklir dapat melibatkan sumber radioaktif internal yang memerlukan prosedur proteksi berbeda, termasuk isolasi dan pengelolaan limbah radioaktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun