Mohon tunggu...
Elvina Damayanti
Elvina Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Born to learn

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengulik Sejarah Kereta Kuda Para Sultan

7 Desember 2021   14:13 Diperbarui: 7 Desember 2021   20:06 1353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kareta Kyai Kaharjo, kereta istri raja (Foto: Elvina Damayanti)

Yogyakarta - Cuaca Kota Pariwisata pada siang hari itu sangat mendukung untuk berjalan melihat salah satu sejarah yang ada pada kota Yogyakarta, para pengendara becak yang sangat antusias menawari kami menaiki becak memutari 5 tempat yang berada di area Kraton Yogyakarta, langit yang cerah setelah hujan membuat udara sejuk dan para pengunjung dengan muka gembira memasuki area Museum Kareta Karaton.

Museum Kareta Karaton adalah museum yang terletak di area Kraton Yogyakarta yang beralamat di Jalan Rotowijayan, Kadipaten, Kecamatan Kraton. Museum ini semula sebagai tempat parkir kereta kuda para sultan dan dijadikan Museum sejak tahun 1985 pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII dan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII.

“Museum ini buka pada hari senin sampai minggu dengan jam buka jam 09.00 WIB dan tutup pada jam 14.00 WIB namun semenjak adanya Covid-19 adanya pengurangan pengunjung yang semula 100 pengunjung perhari menjadi 45 pun tidak sampai,” kata bapak Sindu Wiratmo panggilan didalam kraton.

Untuk masuk Museum Kareta Karaton hanya dikenakan biaya lima ribu rupiah kita dapat mengetahui sejarah kereta kuda para sultan, Museum Kareta Karaton sendiri terletak tidak jauh dari Kraton Yogyakarta, bila berkunjung kedalam Museum Kareta Karaton alangkah lebih baik menggunakan pemandu.

Walaupun bila memakai pemandu terdapat tambahan biaya namun adanya pemandu sangat membantu wisatawan untuk mengetahui sejarah 23 kereta kuda para sultan yang ada di Museum Kareta Karaton pemandu yang sangat antusias memberi tau pengunjung tentang 23 kereta kuda dan menunjukan seragam para pengendara kuda yang ada di Museum tersebut membuat para wisatawan semangat bertanya mengenai seluruh sejarah pada masing-masing kereta kuda yang terparkir.

Kareta Kyai Kaharjo, kereta istri raja (Foto: Elvina Damayanti)
Kareta Kyai Kaharjo, kereta istri raja (Foto: Elvina Damayanti)

“Disini ada Kareta Kyai Jongwiyat yang digunakan sebagai panglima perang kereta yang dibuat oleh belanda pada tahun 1880, kereta ini peninggalan sri sultan Hamengkubuwono VII. Dan masih dipakai sebagai upacara pernikahan anak bungsu sultan pada tahun 2011 pada saat ini kereta kuda tersebut berumur 141 tahun, ada kereta kuda yang digunakan oleh panglima perang sebagai alat kontrol para pasukan yang dibuat oleh belanda pada tahun 1815 yang bernama Kareta Kyai Jolodoro kereta ini peninggalan sri sultan hamengkubuwono IV,” kata pria berambut tipis sembari duduk ditengah museum Kareta Karaton, Minggu (5/12/2021).

Setapak demi setapak mengelilingi area Museum tersebut sembari mendengarkan apa yang dijelaskan oleh pemandu, pemandu tidak hanya menjelaskan satu atau dua saja namun pemandu menjelaskan seluruh kereta kuda yang berada di area tersebut.

Selain itu ada Kareta Roto Biru kereta ini sudah mengalami tahapan renovasi dan dinamakan sesuai warna, kemudian Kareta yang digunakan oleh keluarga sultan Kareta Kyai Rejo Pawoko, Kareta yang dipakai untuk menjemput penari Kraton yaitu Kareta Premili, Kareta Kus Sepuluh yang digunakan mempelai putri Sri sultan Hamengkubuwono X, Kareta untuk pacuan kuda Kareta Kapulitin, Kareta kendaraan istri raja Kareta Kyai Kutha Kaharjo, Kareta Kus Gading dan Kareta yang digunakan untuk tukar cincin Kareta Kyai Puspoko Manik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun