Mohon tunggu...
Elsa Valent
Elsa Valent Mohon Tunggu... Freelancer - Bukankah tulisan begitu menarik?

Mengeksplorasi pengetahuan dengan membaca. Berbagi pengetahuan dengan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Laut, Bulan, dan Bocah Laki-laki yang Mungil

22 November 2019   20:20 Diperbarui: 23 November 2019   03:15 4168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mana mampu kubendung rindu laut kepada daratan
Setiap waktu mengirimkan ombak
Angin membawa ombak, ombak membawamu padaku
Mana mampu kubendung ribuan titik air yang ditumpahkan langit
Yang dengan bebasnya tanpa pilih tempat menuju bumi

Mana mampu kutunda matahari untuk terbit dan terbenam
Sudah dengan semestinya ia hadir dan berlalu
Hanya 'kan menjadi abu tanganku untuk menunda jalannya
'kan buta saja terpana pada sorot silau memandangnya

Bagaimana dapat kutolak rasa yang seketika ada
Rasa yang hadir lebih cepat daripada peluru yang melesat ke kepala
Rasa tidaklah benar dapat kuminta
Sesukanya ia singgah dan menetap

Bulan purnama yang sempurna, bagaimana dapat berhenti kucinta
Teduh hati memandangnya dalam sunyi
Bersama secangkir teh kecil yang mulai pudar panasnya
Tak ada dosa kumemujinya, lantas kulanjutkan dalam senandung dan pujian kepada Chandra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun