Mohon tunggu...
Suryan Masrin
Suryan Masrin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis Pemula, Guru SD Negeri 10 Muntok (sekarang), SD Negeri 14 Parittiga, pemerhati manuskrip/naskah kuno lokal Bangka, guru blogger

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kehilangan

8 Februari 2019   00:15 Diperbarui: 8 Februari 2019   00:31 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasa...
Ketidakpercayaan semburat berkecamuk
Menggelitik urat nadi
Menggerogoti rongga tenggorokan
Pedih bagai disayat belati
Luka berdarah, bernanah
Sakit alang melintang
Tertusuk fana tak berujung

Kini...
Engkau telah berpangku dengan Tuhan
Dalam mahligai singgasana agung
Tempatmu...
Semoga di sana
Ternteram tanpa kebisingan

Biarlah kami...
Yang menjadi saksi ketika engkau dalam genggaman
Kekangan dunia yang tak bersahabat
Mencekik bila tak sigap
Memukul bila tak mengelak

Ah...
Memang hidup ini penuh teka-teki
Misteri yang tak berkesudahan
Menyiksa jiwa-jiwa yang naif
Penuh angkara murka
Bergelimang tipu daya
Terbelalak dengan hayalan

Kehilangan...
Cukup sudah
Khatamkan saja
Tanpa bekas
Simpan disanubari
Jauh dilubuk nurani

Mentok, 7 Februari 2019
11.06 WIB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun