Mohon tunggu...
Fitri Syayidah Elok Faiqoh
Fitri Syayidah Elok Faiqoh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wife, Mom, Writer

Be Your Self

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Child Get Mom Crazy 3-4 Years

27 Februari 2017   09:05 Diperbarui: 27 Februari 2017   09:47 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.mojok.co

Apa yang ada dalam benak anda jika anak-anak sudah mulai membuat anda gila?? Tentunya anda kadang kesal dengan dunia anak anda, dan tentunya berfikir keras untuk dapat menyelesaikan masalah yang anda hadapi pada saat itu, karena anda adalah orang dewasa maka tugas anda adalah menyelesaikan masalah bukan menghindari masalah

Mari kita intip di pembahasan kali ini..

Pertama mari kita pahami bahwa anak yang berusia 3-4 tahun sangat bersemangat, menawan, dan sekaligus kasar. Mereka berusaha memahami dunia mereka. Mereka terus mengalami kesulitan untuk membedakan antara khayalan dan kenyataan. Mereka mulai memahami bahwa tindakan mereka berdampak dan mereka belajar membuat batasan-batasan. Dengan melakukan hal ini, kelompok usia ini sangat menawan dan dapar bekerjasama selama sesaat tetapi kemudian pengatur dan penuntut. Anak-anak usia ini memiliki tenaga yang sangat besar tetapi rentang konsentrasinya pendek, cenderung berpinda-pindah dari suatu kegiatan-kegiatan yang lain. Permainan mereka bersifat social.

Daya Tarik anak-anak memiliki daya Tarik tersendiri, anak-anak berumur tiga tahun sudah bisa membedakan mana teman yang menarik dan mana teman yang kurang menarik. Jika mereka asyik dengan temannya, biarkan mereka saling komunikasi jika keadaan anda memang sedang sibuk ataukah ingin beristirahat sejenak walaupun dengan duduk-duduk santai sambil membaca majalah atau melakukan hal lain yang anda sukai, maka anda tidak akan merasa stress untuk bersantai sejenak.

Akan tetapi, anak usia 4 tahun biasanya lebih agresif, daya Tarik mereka lebih diberi nasihat-nasihat yang positif dari lingkungan sekitarnya sehingga tumbuh rasa percaya diri yang lebih tinggi. So.. bunda.. jangan capek memberi nasihat-nasihat untuk mereka yaa.. hal ini juga dapat saya rasakan waktu ketika kecil dulu, waktu usia saya berumur 4 tahun, waktu itu sedang hujan dan saya hujan-hujanan, lalu tiba-tiba terpeleset saat berjalan d area yang licin, kemudian menangislah saya, ibu saya menghampiri lalu menepuk pantat saya, beliau marah karena saya begitu agresifnya ingin hujan-hujanan, dan beliau sambil bilang “makanya jangan hujan-hujanan, sudah ibu bilang dari tadi, kalo sudah begini siapa yang sakit he, lain kali kalo hujan ndak usah hujan-hujanan lagi”, seraya menggendong saya. Itu juga merupakan nasihat bagi saya kalaupun hujan sebaiknya tidak hujan-hujanan karena akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh ibu saya..

Bunda.. yuk kita kenali karakter anak-anak, sebatas pengetahuan untuk membentuk karakter yang diinginkan, supaya anak-anak tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat sekitarnya.

1. karakter sanguinis: terus berceloteh, periang, tidak teratur, emosi pasang surut, cepat bosan.

2. karakter koleris: berani dan antusias, produktif, suka ditantang, keras kepala.

3. karakter melankolis:pemurung,bertalenta,serius.

4. karakter pleghmatis: mudah dihibur, suka menggoda.

Para ahli psikolog anak menyatakan bahwa untuk tidak terlalu membebani anak-anak dengan kegiatan yang belum sesuai dengan usia perkembangan mereka.

Cara menghindari ledakan emosi anak

1. pastikan anak tidak bersandiwara hanya karena ia tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Bagi seorang anak, perhatian negative ( reaksi orang tua terhadap ledakan emosi kemarahannya ) adalah lebih baik daripada tidak mendapat perhatian sama sekali. Cobalah untuk membiasakan diri mengenali perilaku baik sang anak dan memberi penghargaan atas perilaku baiknya.

2. cobalah memberikan suatu control atas hal-hal kecil yang mereka sanggup lakukan. Hal ini memenuhi kebutuhannya akan kebebasan dan mengurangi ledakan emosi kemarahan secara drastic. Tawarkan pilihan kecil seperti “Apakah kamu mau jus jeruk atau jus apel?”.

3. Alihkan perhatian sang anak. Manfaatkan rentang perhatian anak yang pendek dengan menawarkan barang pengganti ataupun memulai aktifitas baru.

4. Ketika anak-anak bermain atau berusaha menguasai hal baru, aturlah agar mereka bisa mengalami keberhasilan setahap demi setahap.

5. Pertimbanagkan permintaan anak dengan seksama. Apakah permintaan tersebut berlebihan atau tidak?.

6. Ketahuilah batasan anak, jika anda tahu anak sedang lelah, tidaklah tepat untuk mengajaknya beraktifitas.

7. Jangan memperparah keadaan dengan rasa frustasi anda. Pertama, coba pahami apa yang sedang terjadi.

Semoga bermanfaat bunda.. untuk ibu saya, you are my everything..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun