Ricky bingung mendengar pernyataan tersebut, "Bukankah benda rohani itu tidak mungkin dimasuki roh jahat?"
"Oh, siapa bilang? Benda rohani tentu bisa dimasuki roh jahat, karena itu tetap benda mati. Yang membuat benda rohani itu tidak bisa dimasuki roh jahat, karena belum diberkati dan---terutama---belum kita imani sebagai sarana doa." ujar Romo Matias dengan nada yang mulai meninggi, "Salib, patung Yesus, patung Bunda Maria, dan sebagainya... mereka bukan jimat! Mereka hanyalah tanda kasih Tuhan, sekaligus perantara untuk mengingat dan mendekat pada-Nya. Jadi membuang semua benda yang bukan benda rohani itu tidak menjamin roh jahat ikut pergi!"
Ricky tidak mampu merespon apa-apa. Penjelasan Romo Matias seolah membuka kedua matanya tentang pemahaman dibalik benda rohani yang selama ini belum dipahami secara benar.
"Sebagai romo yang sudah memberkati banyak rumah, saya bisa membedakan mana rumah yang memang ada 'penunggunya' atau dihuni oleh roh-roh tidak suci. Meski saya tidak memiliki indera keenam, tapi sebagai rohaniwan saya bisa merasakan eksistensi mereka." ujar Romo Matias dengan nada dan tatapan serius, "Kebetulan saya adalah romo yang memberkati rumahmu, Ricky. Saat saya masuk ke dalam rumahmu, saya tidak merasakan adanya hawa negatif. Rumah kamu itu terasa teduh dan damai."
Pernyataan itu secara tidak langsung menjawab kecurigaan Ricky terhadap Frater Damianus. Akan tetapi, pernyataan itu juga menampar batinnya, bahwa dia telah melakukan kesalahan yang amat memalukan---walau curiga dan ragu, tapi tetap tunduk dan mengikuti arahan Frater Damianus.
"Kamu tahu, buat saya itu terdengar seperti apa? Itu terdengar seperti dia memiliki sportaldislexicartaphobia!"
Â
"Itu apa, Romo?"
"Itu adalah fobia terhadap lukisan atau segala bentuk seni visual lainnya. Jadi dia menyuruhmu membuang semua itu bukan atas dasar pembersihan dari roh-roh tidak suci. Tetapi memang pada dasarnya dia paranoid dan membencinya."
Ricky terdiam merenung sejenak, sebelum kembali melanjutkan ceritanya. Kali ini dia mengungkit momen ketika Frater Damianus menyuruhnya untuk membuang Burung Hantu yang dipeliharanya sejak bayi. Mendengar itu, wajah Romo Matias seketika memerah dan matanya terbakar oleh amarah.
"Ricky, membiarkan binatang peliharaan yang kamu rawat sejak bayi lalu dilepas begitu saja, itu adalah perbuatan keji! Dia juga makhluk hidup!"
"Frater itu bilang Burung Hantu adalah jelmaan roh jahat pembawa petaka."
"Semua binatang itu makhluk ciptaan Tuhan, Ricky!"