Akhlakul Karimah dan Kaitannya dengan Rasulullah
Akhlakul Karimah Adalah akhlak yang mulia atau akhlak yang terpuji. Akhlakul Karimah adalah akhlak manusia terhadap Sang Pencipta dan akhlak manusia terhadap alam. Maksudnya disini yaitu akhlak atau perbuatan manusia terhadap apa yang ada di alam semesta ini.
Baik terhadap sesama manusia, hewan, tumbuhan dan alam. Bagaimana kita bisa berakhlak mulia tentu saja ada suri tauladan yang harus kita contoh. Layaknya seorang bayi yang selalu mencontoh perbuatan orang tuanya.
Begitu juga kita. Sebagai manusia yang telah dewasa yang punya pemikiran luas tentu kita harus mencontoh bagaimana akhlak Rasulullah itu yang sebenarnya. Tak salahlah kiranya kalau kita kembali membaca dan mempelajari bagaimana akhlak dan sifatnya Rasulullah dalam hidupnya.
Kepada Allah beliau selalu taat. Tunduk dan patuh kepada perintahNYA dalam kehidupannya sehari-hari. Tentu saja kita semua sudah mengetahui hal ini. Contohnya, bagaimana Rasulullah menerima wahyu pertama dari Allah waktu di gua hira'.Â
Beliau menggigil luar biasa sampai beliau minta diselimuti kepada istrinya. Ini adalah salah satu contoh betapa takutnya kepada Allah. Beliau merasa takut kalau - kalau perintah ini nanti tidak bisa dilaksanakannya dengan baik. Sampai beliau menggigil. Apakah kita sudah pernah menggigil seperti ini karena saking takut dan taatnya kepada Allah. Tentu jawabannya ada pada diri kita sendiri.
Dalam bergaul dengan manusia. Beliau tidak ada menyakiti siapapun. Beliau selalu membuat orang lain bahagia. Beliau selalu bersikap sopan santun dalam bergaul walaupun beliau selalu dianiaya oleh orang lain.
Seperti dilempari dengan tahi onta saat dia shalat. Namun beliau selalu bersabar. Beliau tidak marah. Tidak seperti kita yang emosinya meledak-ledak. Beliau hanya berdoa, agar Allah memberi petunjuk kepada orang itu.Â
Dengan sifatnya yang seperti itu sehingga beliau disayangi dan diakui baik oleh kawan maupun oleh lawannya. Kesabaran dankeikhlasannya sangat luar biasa.Â
Dalam urusan muamalah, bisnis dan politik beliau selalu bersikap jujur. Beliau tidak mau menipu siapapun. Beliau juga sangat menyayangi orang tua. Walaupun beliau selalu diludahi. Namun beliau tetap menyayanginya, bahkan memberinya makan dan menyuapinya.
Namun hari ini kemana sifat beliau ini. Apakah masih ada dalam jiwa kita ataukah sudah hanyut entah kemana. Sehingga dunia yang kita huni ini menjadi kacau balau tiada arah. Yang besar tidak lagi menyayangi yang kecil. Yang tua tiada lagi bisa dicontoh sifatnya bagi yang muda. Yang remaja selalu melawan kepada siapapun.
Tiada lagi saling menghormati itu. Sudah lenyap hilang entah kemana. Yang kaya menginjak yang miskin. Terjadi penghinaan dimana-mana. Terjadi pelecehan seksual dimana-mana. Â
Semua alam dirusak hanya untuk kepentingan manusia. Sehingga hewan-hewan tiada lagi tempat bermukim. Semua sudah berkeliaran ke rumah-rumah penduduk. Aturan dan ajaran agama selalu dilanggar.Â
Kepatuhan dan ketundukan itu sudah jauh sekali. Mungkin karena inilah banyaknya terjadi bencana dimuka bumi ini. Lalu siapa yang harus kita salahkan. Haruskah kita menunjuk sianu sianu. Bukankah alangkah lebih baiknya masing-masing diri melakukan introspeksi.Â
Mulai menata kembali hidup yang sebenarnya sesuai denga ajaran Rasulullah Saw. Semoga saja dengan momentum maulid nabi ini, hal ini bisa dilakukan kembali demi untuk kemaslahatan semuanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI