Mohon tunggu...
Kholisatun Nurul Elma
Kholisatun Nurul Elma Mohon Tunggu... Mahasiswa - stay positive, but not in covid

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 21107030053

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Melawan Budaya Patriarki dalam Film "Yuni"

14 Juni 2022   06:22 Diperbarui: 14 Juni 2022   06:26 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yuni merupakan salah satu film drama di Indonesia yang dirilis pada tahun 2021. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Kamila Andini, diproduksi oleh Fourcolours Films bersama Starvision dengan produser Ifa Isfansyah. Projek film ini ternyata sudah disiapkan sejak tahun 2017. 

Adapun tokoh dari Yuni itu sendiri diperankan oleh Arawinda Kirana. Film Yuni menjadi debut layar lebarnya yang berhasil memenangkan Piala Citra untuk Pemeran Utama Perempuan Terbaik dan Snow Leopard untuk kategori Best Actress di Asian World Film Festival 2021. 

Hingga pada ahirnya film Yuni melakukan penanyangan perdananya secara internasional di Festival Film Internasional Toronto pada 12 September 2021 lalu dan kemudian dirilis pada 9 Desember 2021 di Indonesia.

Film Yuni mengisahkan seorang gadis bernama Yuni yang diperankan oleh Arawinda Kirana yang pintar dan mempunyai mimpi yang sangat besar. Gadis SMA yang sebentar lagi akan lulus itu ingin sekali menempuh pendidikan setinggi-tingginya sampai jenjang perkuliahan. Potret Yuni dalam film menggambarkan seorang remaja yang memiliki keinginintahuan tinggi layaknya apa yang dirasakan oleh remaja pada umumnya ketika beranjak dewasa.

Namun pada suatu hari menjelang kelulusannya ia dilamar oleh seorang pria yang tak ia kenal. Ia pun menolak lamaran tersebut. Akibatnya Yuni menjadi bahan perbincangan orang-orang disekitarnya. 

Yuni dituntut untuk mengikuti budaya dan ekspektasi lingkungannya yang mengatakan bahwa tempatnya wanita hanya sebatas menjadi istri seorang pria, tidak perlu berpendidikan tinggi dan tidak ada kebebasan untuk mengerjar mimpi. Namun tak sampai disitu karena Yuni dilamar untuk yang kedua kalinya dan ia masih saja menolak lamaran tersebut dan lebih mementingkan keinginannya untuk menggapai cita-citanya.

Yuni dipaksa untuk dewasa dari umurnya, karena pada saat itu ia dihantui oleh sebuah mitos yang mengatakan bahwa jika seorang perempuan menolak lamaran sebanyak dua kali lamaran maka ia tak akan pernah menikah seumur hidupnya. 

Menghadapi semua tekanan yang ada dalam hidupnya membuat Yuni harus berhadapan dengan teman masa kecilnya yang pemalu bernama Yoga (diperankan oleh aktor muda Kevin Ardilova) serta Pak Damar guru sastra favoritnya di sekolah yang diperankan oleh Dimas Aditya.

Bertemu dengan Suci yang diperankan oleh Asmara Abigail, Yuni mendapatkan jawaban-jawaban soal asam manisnya pernikahan dan kehidupan. Yuni mendapatkan kekuatan yang mendorongnya untuk mengakhiri budaya patriarki yang membelenggunya selama ini. Ia melakukan semacam pemberontakan sebagai bentuk kebebasan untuk melawan sistem perjodohan yang telah menghantuinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun