Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kita Bukan Ahli Segala Hal, Buang Itu Jauh-jauh Kawan

31 Juli 2020   19:55 Diperbarui: 31 Juli 2020   23:38 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kehidupan (Sumber: Pixabay/shahariar lenin)

He, tentu saya tidak membahas tentang ilmu filsafat secara betulan. Tapi sikap sok "filsuf", istilah teman saya, untuk orang yang bertameng sikap ruwet dan sok tahu seenaknya. 

Padahal, ilmu filsafat itu katanya membahas semua gejala dan fenomena yang ada dalam kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan skeptis dengan mendalami sebab-sebab terdalam kemudian dijabarkan secara teoritis dan mendasar.

Ya wajar, pada titik tertentu, manusia, alam dan dan seisinya adalah sekolah ilmu sosial terbaik di dunia. Banyak merasa serba tahu dengan hanya membaca 2-3-4 buku dan banyak pula yang merasa tahu banyak dengan membaca link tulisan portal berita. 

Banyak yang merasa dirinya sedang kuliah ilmu sosial di Twitter. Bahkan yang pemalu dan introvert menjadi paling galak di sosmed. Yang tidak sabaran menjadi motivator paling bijak dsb. 

Semua karena merasa serba tahu, merasa ahli filsafat, lebih (jago) filsafat dari ahli filsafat jebolan fakultas filsafat. Padahal kita tidak perlu jadi tahu atau ahli pada semua hal toh. 

Kadang sering saya ketemu yang seperti itu. Merasa serba tahu. Menolak semua hal, apa-apa bilangnya tidak, padahal dia tidak punya landasan kuat untuk menolak. 

Pada titik itu saya bersyukur ditunjukkan bahwa pada sebuah contoh bahwa saya, kita semua, tidak boleh seperti itu kalau mau maju. Kalau mau menjadi 5% dari bagian orang sukses kata Kang Ary Ginanjar Agustian itu ialah, "Kenapa cara berpikir dan sikap positif kita sering tidak bisa menuntun kita pada pemecahan masalah dan solusi terhadap hal yang kita alami? Karena kita sibuk dengan hal-hal yang tidak prioritas. Kita sibuk merasa ahli pada semua bidang dan semua hal. Kita sibuk pada hal remeh-temeh sekitar kita, sosmed kita dan abai pada masalah kita sendiri".

Di Twitter dan sosmed lain banyak yang mendadak ahli pada semua bidang. Seolah dia paham semua hal. Lihat saja segala debat ngeyel-ngeyelan saling sindir berujung tuduhan cebi vs kadrun dan debat juga twitwar aneka hal itu.

Kita Bukan Ahli Segala Hal

Kita kadang merasa lebih jago berfilsafat dari ahli filsafat. Sementara Plato, ahli filsafat betulan berkata bahwa gurunya saja (Socrates) telah berkata bahwa yang dia tahu adalah dia tidak tahu apa-apa. Lalu kenapa kita sok tahu dan merasa ahli segala hal?

Seolah kalau tidak tahu pembahasan yang sedang trending di sosmed, maka kita jadi terpuruk dan tidak keren, hehehe.

Tulisan ini sekadar penyeimbang tulisan saya sebelumnya tentang sikap skeptis dan kritis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun