Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Womenwill, Ketika Perempuan Punya Mau (Tekad) dan Diberdayakan Google

16 Juni 2019   17:57 Diperbarui: 26 Juni 2019   09:55 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: womenwill indonesia

Narsum mba Tya
Narsum mba Tya

Antusiasme peserta sampai tumpeh-tumpeh dan ada yang tidak kebagian tempat duduk| Dokumentasi pribadi
Antusiasme peserta sampai tumpeh-tumpeh dan ada yang tidak kebagian tempat duduk| Dokumentasi pribadi
Kelas yang menarik. Banyak hal dibahas. Bagaimana memanfaatkan sosial media untuk promosi bisnis para perempuan Kota Pempek ini. Bagaimana memanfaatkan kalender bisnis dari Google. Bagaimana memilih pasar. Bagaimana perempuan harus paham tentang keunggulan produk yang ditekuni dan lain sebagainya.

Narasumber yang keren dan interaktif antara lain mba Melly dan mba Tya. Diskusinyapun seru. Ada yang bertanya soal kegamangannya pada dua hal yang sama-sama ia tekuni dan bingung apakah harus fokus salah satu atau tetap jalankan keduanya. Ada yang bertanya kapan saatnya memiliki admin untuk akun bisnis di Sosial medianya (IG, FB dan WA). Serta pertanyaan lain.

Berikut intisari beberapa materi seminar Womenwill Palembang yang saya ikuti adalah

  1. Mulai bisnis dari hal yang disukai. Mulai dengan passion kita dimana. Suka dengan fashion busana misal aneka gamis/abaya, jilbab maka menjalankan bisnis busana muslim pasti akan menarik dan membuat ibu-Ibu semangat melakoni bisnisnya. Senang makan dan masak, ya bisnis kuliner. Senang traveling, ya bisnis wisata (tiket, paket wisata) dan lain sebagainya.
  2. Pangsa pasarnya siapa ? Adalah penting memastikan siapa pasar yang akan disasar (dibidik) ? Apakah segmennya menengah ke bawah atau menengah ke atas. Apakah ditujukan untuk remaja, orang dewasa, laki-laki atau perempuan. Ini akan berkaitan dengan produk yang akan dihasilkan.
  3. Keunggulan produk. Produk yang sejenis memang mudah tetapi harus dipastikan keunggulan produk kita apa. Ketika pasar kita adalah kaum muda, maka produk kita harus memiliki kelebihan dan keunggulan yang menyesuaikan dengan selera kaum muda. Mutu produk diperhatikan, termasuk packaging (kemasan).
  4. Upgrading kemampuan perempuan. Banyak cara bisa dilakukan. Ikuti pelatihan dan seminar sesuai kebutuhan. Sekarang banyak teknologi bisa dipelajari, tinggal menjentikkan jari tanya mbah Google. Bisa pula belajar lewat youtube atau kelas pelatihan khusus.  
  5. Manfaatkan jaringan untuk promosi dan bertukar informasi. Manfaatkan komunitas bisnis. Manfaatkan kalender bisnis, Gapura digital, bussiness meeting, Google bussiness sebagainya. Digital marketing dan lain sebagainya. Banyak komunitas perempuan bermunculan dengan flatform masing-masing. Tinggal pintar-pintar kita memilih.
  6. Jangan membuat border (pembatas) yang bisa menghambat bisnis kita. Antara lain, jangan jutek. Jangan sensi dan jangan sibuk dengan hal kurang substantif dan cenderung membatasi pengembangan bisnis. Misal pengen meluaskan jaringan kita malah bikin promo dengan foto simbol jari 1 dan 2 pilihan politik kita. Kecuali anda memang membatasi konsumen anda.

Nomor terakhir, itu dari saya. Sekadar saran ya girls and moms 😘

Berdasarkan data Bank Indonesia, pada Tahun 2018 Data Bank Indonesia menyatakan bahwa total Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada Tahun 2018 sebesar 57,83 juta dimana lebih dari 60% dikelola oleh perempuan (Jumlah pelaku UMKM perempuan di Indonesia mencapai 37 juta). Angka yang menakjubkan bagi saya. Sebuah bukti bahwa perempuan ketika sudah punya mau (tekad), bisnispun bisa ia kelola. 

Bukan asal kelola, perempuan konon lebih tahan banting dan ulet. Ketika badai krisis moneter melanda Indonesia pada Tahun 1998, justru industri kecil dan UMKM yang bertahan. Bahkan pinjaman bergulir ala Grameen Bank Prof.Mahmud Yunus bisa sukses karena perempuan yang mendapat kucuran dana tersebut kredible dan berintegritas membuat dana tersebut bisa bergulir ke kelompok usaha yang lain.

Ketika perempuan memiliki akses setara ke informasi dan peluang, apapun bisa terwujud. Womenwill membantu perempuan mewujudkan hal tersebut. Perempuan maju adalah dia yang bekerja keras dan bekerja cerdas. Saya kira peluang sudah mulai terbuka, tinggal bagaimana perempuan memanfaatkan peluang tersebut.

Pemberantasan Kemiskinan Seyogyanya Dimulai Dari Perempuan

Saya suka tagline di womenwill, 

"Ketika perempuan sejahtera, semua ikut sejahtera". Anak sejahtera, keluarga sejahtera. Sebaliknya, demikian pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun