Mohon tunggu...
Ellia PingkyDini
Ellia PingkyDini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY

Hallo, aku Ellia Mahasiwa Ilmu Komunikasi Semester 3 Universitas Muhammdiyah Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Curhat di Medsos? Bahaya Gak Sih?

7 Januari 2024   11:30 Diperbarui: 7 Januari 2024   11:59 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber https://pin.it/6UffZewgambar

Media social menjadi salah satu bukti sebuah perkembangan teknologi, hadirnya internet dan media social membuat manusia seolah-olah sudah tidak lagi memiliki batasan ruang dan waktu dalam bersosialisasi. Media social merupakan sebuah media online atau media baru yang berjalan dengan adanya internet, media ini mampu membawa sebuah perubahan dalam berkomunikasi yang dahulunya hanya bisa satu arah, sekarang menjadi lebih interaktif dengan dua arah (Nabila et al, 2020). Media social adalah sebuah platform untuk berinteraksi dengan sesama individu tanpa terhalang jarak dan waktu. Pada era digital ini media social telah menjadi sebuah kebutuhan bagi setiap individu baik untuk berinteraksi, maupun berbagi moment yang beharga. Tak jarang seseorang juga selalu membuat life update bahkan hingga mencurahkan isi hatinya atau tentang apapun yang sedang individu tersebut rasakan dengan kemudian menuliskannya di media social. Sarkawi menyebutkan bahwa kini media social tidak hanya menjadi tempat untuk bersosialisasi, namun juga menjadi sebuah ruang untuk individu berekspresi dan pengungkapan diri (Dahlia Sarkawi, 2016).

Menurut data dari We Are Social, jumlah pengguna media social di Indonesia mencapai 167 juta pengguna. Hal ini berarti sebanyak 60,4% dari jumlah populasi masyarakat Indonesia telah menjadi pengguna aktif media social. We Are Social juga mencatat bahwa rata-rata dari mereka menghabiskan waktu untuk bermain media social selama 3 jam 18 menit. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa kehadiran media social kini telah menjadi sebuah kebutuhan hingga ketergantungan. Dalam Dependency Theory mengatakan bahwa ketergantungan ini ada kaitannya dengan Upaya pemenuhan kebutuhan dengan bergantung pada sumber daya lain, dalam kasus ini adalah media social (Schrock, 2006). Individu kini telah menganggap bahwa media social menjadi jalan untuk memenuhi kebutuhannya.

Hadirnya media social yang menjadi kebutuhan individu, berdampak kepada kebijakan seseorang dalam menggunakan media social. Media social yang biasanya menjadi tempat untuk bersosialisasi secara online, kini juga menjadi tempat seseorang untuk mencurahkan isi hatinya. Fatal nya adalah beberapa individu melakukan hal ini tanpa memikirkan dampak negative nya bahkan hingga ada yang hyperhonest. Hyperhonest adalah sebuah fenomena curahan hati yang berlebihan di media social (Hamzah & Putri, 2020). Hal ini bahkan sudah menjadi sebuah kebiasaan bagi masyarakat dunia maya. Tanpa mereka sadari, perilaku ini membuat hilangnya privasi seseorang karena apa yang mereka tulis akan menjadi konsumsi publik. Meskipun seseorang telah mengubah akun menjadi akun pribadi, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa akun tersebut dapat diretas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Fenomena hyperhonest ini juga akan menyebabkan terjadinya cyberbullying, pencurian data, dan penipuan.

Fenomena ini semakin marak dengan adanya fitur khusus di media social seperti fitur Teman Dekat atau Close Friend di Instagram. Fitur ini adalah sebuah cara dimana seseorang bisa memilih agar story Instagram nya dapat dilihat hanya untuk orang-orang yang telah pengguna pilih. Namun tak dapat dipungkiri bahwa fitur ini tidak bisa 100% menjaga sebuah kerahasiaan, karena telah banyak kasus dari seorang pengguna yang mengunggah cerita melalui Close Friend bocor dan diketahui oleh orang lain.

Lalu mengapa seseorang lebih suka untuk curhat di media social? Menurut seorang psikolog Henni Andini melalui web pijarpsikologi.org, menyebutkan bahwa ada tiga faktor yang membuat seseorang lebih suka curhat di medsos. Pertama, seseorang akan merasa gembira dan senang karena akan mendapatkan respon cepat dari orang yang membaca tulisannya. Kedua, seseorang akan merasa terpenuhi kebutuhannya dengan merasa di dengarkan, karena ketika seseorang curhat di media social banyak orang yang akan memberikan perhatian. Ketiga, seseorang akan merasa lebih dikenal, dikagumi, dan dipuji karena mendapat pengakuan dari orang lain (Hamzah & Putri, 2020). 

Melihat semakin banyak nya pengguna media social, dan beberapa dari mereka pun selalu mencurahkan isi hati dan kepala nya di media sosial, maka diperlukan sebuah edukasi tentang bagaimana menghadapi fenomena hyperhonest ini. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan masyarakat untuk menghadapi fenomena ini:
1. Mencoba untuk bercerita dengan sahabat atau teman dekat, hal ini dilakukan untuk meminimalisisr curhat di media social.

2. Berfikir sebelum bertindak, ketika ingin menuliskan tentang isi hati ke media social berarti kita tahu bahwa tulisan ini akan menjadi sebuah konsumsi publik. Untuk itu masyarakat dihimbau untuk tidak gegabah dalam mengunggah sebuah tulisan. Karena jika tulisan tersebut menuai pro dan kontra maka justru akan menambah masalah baru bagi pengguna.

3. Menghindari mengunggah tulisan ketika dalam emosi yang kurang stabil. Menindaklanjuti poin kedua, ketika kondisi emosi seseorang sedang naik atau turun, maka tidak akan bisa berfikir secara jernih, untuk itu hindari lah menulis apapun di media social jika sedang merasa kondisi emosi tidak stabil.

4. Mengenal batas privasi, hal ini harus dipahami bagi pengguna media social. Media social adalah tempat yang luas, siapa pun dapat menemukan kita melalui media social. Mengenal batas privasi adalah hal yang penting untuk menghindari sebuah kejahatan di media social. Masyarakat dihimbau untuk tidak meceritakan sebuah masalah dengan detail yang dapat menimbulkan hilang nya privasi seseorang, apalagi jika cerita tersebut mengandung data pribadi dari orang lain atau pengguna itu sendiri. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kebocoran data pengguna, dari oknum yang tidak bertanggung jawab.

5. Tidak menebar kebencian, hal ini bisa dilakukan dengan membatasi diri dengan cara menyaring perkataan saat ingin mengunggah sebuah tulisan, agar tidak menimbulkan efek negatif kepada orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun