Mohon tunggu...
Cornelia
Cornelia Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Sanata Dharma, Konsentrasi ESG-Sustainability.

I love simple lovely life.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Integrasi Etika Keutamaan dalam Praktik Scrum: Menumbuhkan Karakter Moral dalam Organisasi

19 Juni 2025   12:45 Diperbarui: 19 Juni 2025   14:29 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nilai-nilai Dasar Scrum (Sumber: https://scrumorg-website-prod.s3.amazonaws.com/drupal/2018-05/ScrumValues-Tabloid.pdf)

Scrum dan Etika Keutamaan

Nilai-nilai dasar Scrum, yaitu courage (keberanian), focus (fokus), commitment (komitmen), respect (menghargai), dan openness (keterbukaan), merupakan cerminan nyata dari pendekatan virtue ethics. Nilai-nilai ini bukan sekadar instrumen manajerial, tetapi bagian dari upaya pengembangan karakter moral yang mendalam.

Nilai-nilai Dasar Scrum (Sumber: https://scrumorg-website-prod.s3.amazonaws.com/drupal/2018-05/ScrumValues-Tabloid.pdf)
Nilai-nilai Dasar Scrum (Sumber: https://scrumorg-website-prod.s3.amazonaws.com/drupal/2018-05/ScrumValues-Tabloid.pdf)

Dalam bukunya Business Ethics in Action (2022), Domenec Melé menekankan pentingnya pembentukan keutamaan pribadi dalam pengambilan keputusan organisasi. Ia merujuk pada filsafat Aristoteles dan personalisme, yang menekankan bahwa organisasi yang etis adalah organisasi yang menghargai martabat manusia (human dignity), mendorong pengembangan karakter dan keunggulan moral (virtues), serta berkontribusi pada kesejahteraan manusia (human flourishing). Etika dalam organisasi, menurut Melé, harus terwujud dalam tindakan nyata (ethics in action)---yakni melalui tanggung jawab bersama dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Melé juga menggarisbawahi tiga pendekatan utama dalam teori etika: deontologis (berbasis kewajiban), utilitarian (berbasis manfaat), dan keutamaan (berbasis karakter). Dalam praktiknya, Scrum mencerminkan pendekatan keutamaan. Ia tidak hanya menuntut pencapaian hasil, tetapi juga membentuk manusia---tim yang tidak hanya kuat secara teknis, tetapi juga tangguh secara moral. Dengan demikian, Scrum dapat dipahami bukan hanya sebagai metodologi kerja yang efisien, tetapi juga sebagai pendekatan etis yang substantial dan transformatif.

Penerapan Scrum di Bidang Non Perangkat Lunak

Scrum tidak hanya terbatas pada dunia perangkat lunak. Kerangka kerja ini telah dan dapat digunakan dalam berbagai bidang yang menuntut kolaborasi intens, perubahan cepat, dan kompleksitas tinggi. Dalam dunia pemasaran, misalnya untuk promosi produk baru, Scrum membantu tim bereaksi cepat terhadap dinamika pasar dan iterasi konten. Setiap minggu, tim menjalankan Sprint untuk membuat dan menguji berbagai versi iklan di media sosial, kemudian melihat iklan mana yang paling banyak menarik klik, tim segera menyesuaikan pesan dan desain iklan di Sprint berikutnya. Hasilnya, kampanye menjadi lebih relevan dan efektif dalam waktu singkat. Menggunakan Scrum dalam konteks ini berarti membuka ruang bagi praktik reflektif, akuntabilitas, dan pertumbuhan karakter dalam setiap iterasi kerja.

Scrum: Jalan Etis Menuju Organisasi Berkarakter

Di tengah derasnya perubahan teknologi dan tekanan produktivitas, Scrum mengingatkan kita bahwa proses kerja yang baik tidak hanya ditentukan oleh struktur yang rapi atau ritme kerja yang cepat, tetapi juga oleh kualitas hubungan antarmanusia di dalamnya. Scrum mengembalikan makna kerja sebagai bentuk kolaborasi bermartabat di mana keterbukaan, keberanian, dan rasa hormat menjadi fondasi yang tak tergantikan. Lebih jauh lagi, Scrum membantu organisasi menumbuhkan pemimpin yang bukan hanya piawai dalam manajemen proyek, tapi juga bijaksana dalam menumbuhkan potensi manusia. Sebab pada akhirnya, keberhasilan organisasi bukan hanya soal hasil, tapi juga tentang siapa kita saat mencapainya.

Daftar Pustaka

GrowingTechno. (n.d.). Demystifying Scrum: A lean framework for agile success. https://growingtechno.com/demystifying-scrum-a-lean-framework-for-agile-success/
Melé, D. (2022). Business ethics in action: Managing human excellence in organizations (2nd ed.). Cambridge University Press.
Schwaber, K., & Sutherland, J. (2020). The Scrum Guide: The definitive guide to Scrum---The rules of the game. Scrum.org. https://scrumguides.org/scrum-guide.html#acknowledgements

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun