Hening membungkam gaduh kemarin
Serupa menunggu estafet bulan akan hadirnya lagi
Kepergiannya memberi hampa ruang-ruang bisu
Memupuk kalbu kembali mendingin, kusam dan berdebu
Setelah semesta terpaku pada riuh menghipnotis
Pada sesejuk angin membelai jiwa anarkisÂ
Euforianya meninggi di garis cakrawalaÂ
Pada langit lengang dan angin terdiam
Memeluk seantero sudut-sudut terdalam
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!