Mohon tunggu...
Eli Halimah
Eli Halimah Mohon Tunggu... Guru - open minded

guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mata Air Surga

25 Mei 2021   05:33 Diperbarui: 25 Mei 2021   05:52 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepasang air mata dan cinta
Menyekat dua jiwa dalam nestapa
Mungil jemarimu melingkari langkahku
"Jangan pergi!" Pintamu dalam ragu

Lalu
Aku mulai mengjitung
Telah berapa lama air mata itu menggantung di pucuk lara
Mengapa tak kudapati itu kemarin lusa?
Amat pandai kau mengemas luka
Tersimpan dalam balutan kata
Nyaris tanpa cela

Kuusap sepasang air mata
Dengan segenap dan sedalam rasa
Jiwa yang koyak
Raga tiada gerak
Napas kecil sesak
Menyeruak kian berarak

Aku merasa teramat berharga
Saat tumpahan lara kau sajikan dalam secawan rasa
Kucium
Kusesap
Kuresapi
Dalam dan penuh birahi

"Aku ingin lebih lama lagi bersamamu" ucapmu detik itu
Tapi waktu telah menjadi pedang bagi kita
Menghunus dunia hingga terpisah dua
Aku merasa yakin
Teramat pasti
Perjuanganmu adalah seikat hadiah dari surga
Megah dan bertahta permata
Peluhmu adalah mata air kebaikan
Lelahmu menjadi ladang kemulyaan
Dan
Air matamu adalah mata air surga

Bekasi, 24 Mei 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun