Mohon tunggu...
Eliezer Mei Kriswanto
Eliezer Mei Kriswanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas (The Critical Voice, Eliezer Mei Kriswanto).

Bersama bacaan dan tulisan saya menikmati kebebasan berpikir. Namun saya bukan penciptanya. Saya ingin menciptakan kebebasan dan menikmatinya dari buah pemikiran yang saya tuangkan dalam karya tulis. Selamat membaca dan berpikir bebas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permasalahan Ekosistem dan Jalan Keluarnya dalam Teropong Kaum Muda

13 Oktober 2023   21:49 Diperbarui: 13 Oktober 2023   21:51 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://infonegeri.id/

Seluruh pengertian di atas memiliki kesamaan dalam mengacu keberadaan dua komponen yang menyokong ekosistem baik sebagai unit fungsional maupun sistem dari ekologi. Komponen-komponen tersebut adalah komponen biotik dan komponen abiotik. Adapun yang dimaksud dengan komponen biotik adalah komponen dari sistem ekologi yang tersusun atas berbagai makhluk hidup atau organisasi yang ada di Planet Bumi yang terdiri dari manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan komponen abiotik yaitu komponen dari sistem ekologi yang mengacu pada berbagai benda-benda yang bukan makhluk hidup, komponen ini memiliki pengaruh yang besar bagi keberlangsungan hidup seperti faktor kimiawi, senyawa organik dan berbagai faktor fisik. 

Masalah umum di Indonesia dan seluruh daerah termasuk DIY yang terkait langsung dengan ekosistem setidaknya menyangkut tujuh isu. Pertama, perubahan iklim yang ditandai dengan terjadinya peningkatan suhu global, perubahan pola cuaca, dan permukaan laut yang mengalami kenaikan. Kedua, hilangnya keanekaragaman hayati yang ditandai dengan kerusakan habitan, deforestasi atau hancurnya hutan, perburuan liar, dan alih fungsi lahan yang mengakibatkan hilangnya habitat dan wilayah bertumbuhnya keanekaragaman hayati.

Ketiga, pencemaran lingkungan yang ditandai dengan tercemarnya udara, air, dan tanah. Pencemaran semacam ini akan menimbulkand dampak yang buruk bagi kesehatan dan keberlangsungan hidup banyak hewan serta tumbuhaan. Keempat, krisis air yang berkenaan dengan semakin berkurangnya ketersediaan air bersih, polusi air dan bahkan perubahan iklim yang mengakibatkan terjadinya kelangkaan air. Kelima, deforestasi atau pengurangan hutan yang berakibat pada hilangnya habitat, degradasi lahan, dan hilangnya penyangga utama lingkungan hidup. Keenam, penggunaan sumber energi fosil dan tak terbarukan. Ketujuh, pencemaran yang ditimbulkan oleh penggunaan plastik. Pencemaran lingkungan, terutama lautan dapat terjadi akibat buruknya pengendalian penggunaan plastik.

Dampak dari masalah-masalah tersebut adalah munculnya ketidakseimbangan ekosistem akibat kerusakan pada komponen abiotik dan pada akhirnya berdampak buruk pula pada komponen biotik. Kerusakan pada dua komponen tersebut selanjutnya akan menimbulkan ancaman yang serius bagi keberlangsungan hidup seluruh makhluk dan keberadaan lingkungan hidup itu sendiri. Dampak terburuk yang ditimbulkan oleh permasalahan ini adalah munculnya krisis ekosistem yang dapat muncul dalam rupa krisis iklim sehingga mengganggu kesinambungan wilayah ekosistem. Dalam perkiraan yang dibuat oleh para peneliti, ada sekitar 15-37% dari seluruh spesies akan mengalami kepunahan pada enam wilayah bumi pada 2050.

Guna mengatasi permasalahan dan dampak dari masalah tersebut diperlukan peran aktif dari seluruh bangsa, khususnya generasi muda dalam mengkampanyekan dan bertindak secara konkrit menemukan jalan keluarnya. Partisipasi kaum muda dipandang penting karena menyangkut regenerasi gerakan perlindungan ekosistem. Tanpa partisipasi generasi muda maka regenerasi gerakan yang telah dimulai oleh generasi yang lebih tua  terancam mengalami keterputusan. Selain itu, energi besar yang dimiliki oleh kaum muda juga dapat diandalkan untuk menggerakkan seluruh program perlindungan ekosistem yang telah dirancang. Karena itu, peran kaum muda dalam hal ini tidak dapat dikesampingkan begitu saja.

Jalan keluar versi kaum muda yang dapat digunakan untuk merespon isu-isu yang menjadi masalah ekosistem di atas dapat ditempuh melalui hal-hal berikut. Pertama, merubah gaya hidup yang berorientasi pada penggunaan berbagai bahan yang dapat merusak ekosistem seperti mengganti barang rumah tangga berbahan plastik dengan bahan-bahan alternatif. Selain itu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan menggantinya dengan sumber energi lain atau bahkan lebih banyak berjalan kaki dan menggunakan kendaraan umum. Kedua, aktif melakukan kampanye melalui berbagai media terkait dengan permasalahan ekosistem yang sedang dan akan dihadapi. Ketiga, melawan segala bentuk pengrusakan lingkungan hutan dan perairan melalui keterlibatan aktif dalam program advokasi maupun aksi-aksi konkrit. Keempat, terlibat dalam aksi penghijauan kembali dan bersih lingkungan.


Adapun peran yang dapat ditempuh oleh pemerintah pusat dan DIY adalah menjadi motor penggerak sekaligus pendamping gerakan lindungi ekosistem. Program yang dapat dijalankan adalah gerakan penghijauan kembali, pelarangan aktivitas pembuangan limbah secara sembarangan, menyediakan fasilitas transportasi publik yang mudah dan murah untuk dijangkau, mengkampanyekan penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan, dan menghentikan setiap bentuk usaha yang mengarah pada alih fungsi lahan secara ekstrim dan pengrusakan hutan.

C.       Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan ekosistem menjadi ancaman besar bagi keberlangsungan hidup seluruh makhluk beserta lingkungannya. Permasalahan ekosistem bermula dari rusaknya komponen abiotik yang selanjutnya berdampak pada komponen abiotiknya. Permasalahan beserta dampak tersebut harus diatasi guna mencegah kondisi yang lebih parah di masa yang akan datang.

Adapun jalan keluar yang dapat menjadi idealisme dalam tindakan praktis kaum muda adalah menyangkut peralihan gaya hidup sehingga dapat menyokong perlindungan ekosistem, terlibat aktif dalam gerakan advokasi lingkungan hidup, perluasan aktivitas kampanye perlindungan eksosistem, dan terlibat dalam berbagai program perlindungan ekosistem berkolaborasi dengan pemerintah dan unsur-unsur masyarakat lainnya. Pemerintah pusat dan DIY dalam hal ini dapat berperan sebagai inisiator sekaligus pendamping gerakan perlindungan ekosistem dengan melaksanakan program utama dan dukungan seperti penghijauan kembali, pelarangan segala bentuk usaha yang dapat merusak ekosistem dan menyediakan fasilitas transportasi publik.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun