Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kebijakan "Lockdown" Wali Kota Malang Berseberangan dengan Imbauan Jokowi?

18 Maret 2020   06:53 Diperbarui: 18 Maret 2020   06:49 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:cnbcindonesia.com

"Nggak mungkin lah kepala daerah menutup akses keluar-masuk Kota Malang. Karena itu bukan otoritas saya. Tidak ada penutupan akses, itu tidak masuk akal. Wali Kota nutup akses orang mau ke Malang," ungkap Sutiaji kepada wartawan di Balai Kota Malang Jalan Tugu, Senin (16/3/2020), sore.

Ditegaskan Sutiaji, bahwa penutupan akses yang dimaksud adalah meniadakan agenda kunjungan kerja bagi tamu-tamu dari luar daerah. Kebijakan juga berlaku terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Malang, untuk tidak menerima ataupun melakukan kunjungan kerja ke luar daerah sampai 14 hari ke depan.

Wartawan Menuntut Wali Kota Malang Meminta Maaf 

Buntut dari statmen Sutiaji yang berubah-ubah, menggelitik Forum Jurnalis Malang Raya angkat suara. Mereka menuntut Wali Kota Malang, Sutiaji untuk meminta maaf. Hal ini sehubungan dengan kesan bahwa wartawan dianggap telah membuat berita palsu atau fake news yang berkaitan dengan penutupan akses keluar-masuk Kota Malang untuk pencegahan Covid-19.

Pemicu tuntutan para wartawan ini adalah unggahan Sutiaji melalui Instagramnya yang berisi pernyataan pembelaan diri. 

"Saya tidak akan me-lockdown Kota Malang. Lockdown adalah kewenangan Presiden. Sutiaji Wali Kota Malang. Terima kasih rekan-rekan media yang mengklarifikasi berita yang benar." (dari IG @sam.sutiaji).

Forum Jurnalis Malang Raya yang diwakili oleh Ariful Huda menyampaikan bahwa apa yang diposting Sutiaji di Instragamnya menggiring opini publik yang menyudutkan seolah-olah wartawan mengembuskan berita bohong.

Waduh, pripun tho Pak? Sanes wekdal menawi badhe ndamel kebijakan mbok inggih sampun grusa grusu. Masyarakat panjenengan kadung resah niki.

(Waduh, bagaimana ini, Pak? Lain waktu jika akan membuat kebijakan jangan terburu-buru. Masyarakat Anda sudah terlanjur resah ini).

***
Malang, 18 Maret 2020
Lilik Fatimah Azzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun