Pagi ini aku ingin menggambarkan dimensi cinta. Meminimalkan koordinatnya. Lalu menentukan letak titik paling jitu. Tepat di pusaran jantungku. Jantung seorang perempuan. Yang tak mau diam tersebab ditawan oleh rindu tiada berkesudahan.
Dimensi cinta yang kugores selayak teorika dalam matra fisika. Memiliki ruang abstrak yang bebas tiada batas. Jadi usah tuan dirundung resah atau bias. Di sini masih tersedia tempat nan lapang lagi luas. Di hati ini. Hati seorang perempuan. Yang berjanji tak akan pernah berhenti mencintai.
Dimensi cintaku tidaklah rumit. Hanya butuh satu tarikan garis sedikit. Garis lurus semacam tonggak turus. Yang akan menghubungkan jarak dan waktu hingga pupus.Â
Lalu biarkan saja dimensi itu menjelma menjadi pendulum. Yang tak lelah berputar dan berdentum. Mengabarkan cinta yang senantiasa wangi dan ranum.Â
***
Malang, 12 Januari 2019
Lilik Fatimah Azzahra