Berikut ini tips-tips yang bisa dijadikan sebagai pijakan awal.
Buang Jauh-jauh Rasa Minder
Bagi penulis pemula, adakalanya perasaan minder mendadak mucul. Pertanyaan seperti: bagaimana nanti pembaca menilai tulisan saya, dan bla-bla-bla, bisa jadi membuat penulis mentok tidak bisa melanjutkan karya yang sudah ditulisnya. Dalam hal ini mengabaikan kesan pembaca sangat disarankan. Menulislah sebebas-bebasnya. Jangan pikirkan pendapat orang lain.
Memulai Masalah dari Hal Kecil
Sebenarnya tidak sulit menciptakan sebuah konflik dalam suatu cerita fiksi. Kita bisa memulainya dari masalah kecil yang tampak sederhana. Sebagai contoh, cerpen Aisyah yang hidupnya mapan di atas kita coba selipkan sedikit 'masalah'. Umpama, suami Aisyah tiba-tiba mengalami kebangkrutan atau hadirnya orang ketiga di antara mereka.
Dari masalah kecil tersebut kita bisa mengembangkannya menjadi masalah besar. Memunculkan Aisyah sebagai tokoh yang berbeda. Dari perempuan yang terbiasa dilayani, hidup mewah tak kurang sesuatu apa, menjadi Aisyah yang harus berjuang demi mengembalikan keadaan ekonomi keluarga termasuk upaya merebut kembali hati suaminya.
Dari sini konflik akan terus bergulir.
Atau bisa juga kita memulai konflik dari diri Aisyah sendiri. Bagaimana jika perempuan mapan ini ternyata diketahui menyandang suatu penyakit? Apa yang harus dilakukan suaminya untuk menyembuhkannya?
Nah, dari tokoh Aisyah yang semula terkesan aman-aman saja, bisa kok kita ciptakan beragam konflik. Baik konflik fisik maupun konflik batin.
Melatih Kepekaan Terhadap Lingkungan Sekitar
Bagi seorang penulis, hal sekecil apa pun bisa menjadi bahan tulisan yang menarik. Kepekaan terhadap lingkungan sekitar adalah pundi-pundi ide yang tidak pernah kering untuk digali. Tinggal bagaimana pintar-pintarnya penulis itu mengolahnya.Â