Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dongeng | Shinta, Dalam Sekap dan Dekap Rahwana

16 September 2018   16:21 Diperbarui: 16 September 2018   16:25 1364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:kaskus.co.id

Masih. Perdebatan menyoal kebaikan dan kejahatan sosok antagonis dalam kisah Ramayana--Rahwana, hingga detik ini belum juga menemukan titik temu. Sebagian orang terlanjur menilai Rahwana adalah sosok yang keji. Jahat. Tak berperikemanusiaan.

Sederet predikat buruk melekat pada diri penguasa Kerajaan Alengkaraya itu. 

Tapi tidak demikian halnya dengan Dewi Shinta. Dua belas tahun dalam sekap Rahwana ia bisa melihat sekaligus merasakan sisi lain dari seorang Rahwana yang dianggap tak bermoral itu. 

Awal-awal dalam penyanderaan Shinta sempat merasakan ketakutan yang amat sangat. Ia selalu dihantui pikiran buruk. Bisa saja sewaktu-waktu dirinya dirudapeksa oleh Rahwana. Disekap di dalam kamar terkunci lalu diharuskan melayani nafsu birahi yang tak terkendali.

Bukankah pada umumnya para penculik selalu bersikap seperti itu terhadap korbannya?

Tapi ternyata apa yang dibayangkan oleh Shinta meleset sangat jauh. Shinta sama sekali tidak menemukan nuansa penculikan yang seram. Ia justru merasa sangat nyaman. Dengan kereta kuda yang paling indah dan kusir yang paling handal Rahwana membawanya pergi. Meski orang lain membahasakan bahwa dirinya direbut, diculik dari tangan suaminya, sesungguhnya tidak demikian. Sebab jauh-jauh hari sebelum memboyong Shinta, Rahwana sudah menyiapkan segalanya. Sebuah istana megah lengkap dengan dayang-dayang. Taman kaputren yang luas dan asri, yang di dalamnya ditumbuhi seribu satu macam bunga dan aneka rupa satwa.

Para pujangga mengatakan, pecinta memang selalu demikian. Selalu menempatkan pujaan hati di tempat yang paling tinggi. Paling istimewa.

Diperlakukan bak putri kahyangan, ketakutan Shinta lambat laun runtuh. Jika malam-malam sebelumnya ia kerap menangis dan melamun, mengharap Rama menyusul dan membebaskannya, pada bulan ke sekian, ketika purnama mencapai puncaknya, Shinta sudah bisa mengulum senyum. Ia tak lagi lari atau menghindar dari taman kaputren ketika Rahwana datang mengunjunginya.

Shinta bahkan mulai berani bertanya,"Tembang apa lagi yang hendak Baginda lantunkan malam ini?"

Sekian lama perempuan cantik itu menjalani lelaku bisu. Enggan bertutur sapa dengan dirinya. Tentu saja ketika tiba-tiba Shinta mengajukan pertanyaan tak terduga seperti itu Rahwana seketika bagai pesakitan yang disuntik mati tapi tak kunjung mati. Hasratnya membara, hatinya menggelepar. 

Tapi kemudian Rahwana tersadar. Bahwa cinta sejati bukanlah berdasar hawa nafsu semata. Lalu ia mundur teratur. Menghela napas panjang dan berucap sumpah. Sebelum Shinta menerima cintanya dengan tulus, tanpa paksaan, ia tidak akan pernah mengumbar perasaannya secara vulgar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun