Mohon tunggu...
Elex Media Komputindo
Elex Media Komputindo Mohon Tunggu... Administrasi - Laman ini adalah akun penerbit Elex Media Komputindo untuk menyajikan informasi seputar buku dan perbukuan.

Laman ini adalah akun penerbit Elex Media Komputindo untuk menyajikan informasi seputar buku dan perbukuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Python Vs R

6 April 2019   09:30 Diperbarui: 6 April 2019   09:52 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peneliti data (data scientist) sedang menjadi pekerjaan paling menarik di akhir dekade kedua abad ke-21. Mereka mengungkap fakta-fakta yang terpendam di lubuk segunung data. Pada 2016 Internet menghasilkan 44 milyar gigabita data saban hari. Siapa yang mampu memanfaatkan data itu akan unggul di abad ke-21.

Firma riset bisnis IDC (International Data Corporation) menunjukkan 90% data Internet tidak terstruktur, banyak berupa teks, dan tidak mengikuti model data yang telah disiapkan. Tugas peneliti data adalah memaknai data yang tidak terstruktur untuk kepentingan tertentu, seperti keamanan, pemasaran, dll.

Peneliti data menggunakan perkakas pemrograman untuk memahami data. Dua di antara perkakas terpopuler adalah bahasa pemrograman Python dan R. Saking populernya timbul perdebatan di kalangan peneliti data, apakah sebaiknya menggunakan Python atau kah R?

Python dan R sama-sama perkakas kode terbuka (open source) dan prodeo. Kode terbuka memungkinkan para pemakai membuang bagian yang tidak perlu dan memperhebat atau membuat fungsi pribadi. Tambahan itu bisa digunakan sendiri atau disebarkan ke publik untuk dipermak lagi oleh pemakai lain.

Ciri tersebut menyebabkan Python dan R cukup popular. Keprigelan itu tidak bisa diterapkan pada perkakas analisa komersial seperti Microsof Excel atau IBM SPSS terbentengi hak cipta. Pemakai dua perkakas itu harus menunggu pemangku hak cipta mempermak, dan mungkin harus merogoh kocek lagi untuk menikmati modul-modul baru mereka.

Python sudah menjadi bahasa pemrograman populer. Popularitas python mengatasi Basic pada dasawarsa 1980-an di kalangan pemula. Python juga digunakan oleh pemrogram profesional dari web sampai robotika.

Bagi kalangan rekayasawan dan teknisi, yang masuk ke bidang kecerdasan buatan (artificial inteligent) seperti mesin pembelajar (machine learning) Python lebih populer. Bahasa ini memungkinkan analisa data mentah dari sensor langsung ditimbang-terima dan hasilnya diteruskan dalam bentuk gerak mesin. 

Belajar Python juga relatif lebih mudah. Sekarang sudah tersedia Scratch sebagai media belajar visual yang asyik untuk anak-anak. Python juga berlimpah modul pelengkap terpisah yang memperluas jangkauan ke perangkat keras, selain grafis dan web. Tensorflow, Keras dan Anaconda, adalah salah tiga dari modul pelengkap yang popular.

Elexmedia computindo
Elexmedia computindo

Bagi kalangan yang bergulat dengan angka dan penafsirannya, R jauh lebih andal. Perkakas ini diajarkan dan digunakan di perguruan tinggi jurusan matematika dan statistik di Indonesia sebagai perkakas latihan analisa data. Perusahaan multinasional cenderung mematok R sebagai prasyarat bekerja sebagai peneliti data.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun