Mohon tunggu...
Muhammad Elfat Ibrahim
Muhammad Elfat Ibrahim Mohon Tunggu... Guru Bahasa Indonesia Sekolah Menengah

Seorang guru Bahasa Indonesia yang menekuni bidang linguistik, sastra, dan pembelajarannya, serta memiliki dedikasi tinggi dalam dunia pendidikan. Aktif dalam menulis artikel dan buku, mengembangkan berbagai kajian kebahasaan dan kesastraan yang mendukung pembelajaran yang inovatif dan inspiratif. Selain itu, juga seorang profesional Master of Ceremony yang terampil dalam membawakan berbagai acara dengan penuh percaya diri, keterampilan komunikasi yang baik, dan kemampuan beradaptasi dengan berbagai situasi formal maupun nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mengenal Interjeksi dalam Bahasa Indonesia: Ekspresi Emosi dalam Tuturan Sehari-hari

2 Februari 2025   21:08 Diperbarui: 3 Februari 2025   07:48 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ruang Bincang di Media Sosial

Bahasa merupakan alat komunikasi yang dinamis dan kaya akan ekspresi. Salah satu bentuk bahasa yang unik adalah interjeksi, yakni kata atau frasa yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan atau reaksi secara spontan. Contoh sederhana dari interjeksi dalam bahasa Indonesia adalah kata-kata seperti aduh, wah, hmm, atau asyik. Meskipun tampak sederhana, interjeksi memiliki variasi yang menarik dalam struktur dan penggunaannya di masyarakat.

Apa Itu Interjeksi?

Interjeksi adalah satuan bahasa yang tidak memiliki hubungan sintaksis dengan unsur lainnya dalam suatu kalimat. Kata-kata ini biasanya berdiri sendiri dan berfungsi untuk menunjukkan emosi atau respons pembicara. Menurut Kridalaksana (2011), interjeksi adalah kata yang tidak dapat diberi imbuhan dan tidak memiliki peran sintaksis dalam kalimat.

Dalam komunikasi lisan, interjeksi sering kali dipengaruhi oleh intonasi, nada suara, dan panjang-pendek pengucapan. Saat interjeksi dipindahkan ke dalam tulisan, pengguna sering kali melakukan adaptasi melalui ejaan, pengulangan huruf, atau penggunaan tanda baca tertentu untuk menekankan makna emosionalnya.

Interjeksi dalam Media Sosial

Perkembangan teknologi komunikasi, terutama media sosial, telah menciptakan berbagai bentuk baru dalam penggunaan interjeksi. Dalam grup diskusi daring atau komentar di platform seperti Facebook dan Twitter, banyak pengguna menyesuaikan ejaan interjeksi untuk mengekspresikan perasaan mereka lebih kuat. Misalnya:

  • "Waaaah keren banget!" (menggunakan pengulangan vokal a untuk menekankan ekspresi kekaguman)
  • "Preeet... dasar lebay!" (menambahkan titik-titik untuk memperpanjang nada sindiran)
  • "Biyuuuuhhh!" (menggunakan huruf tambahan untuk menambah efek ekspresi)

Analisis sosiolinguistik terhadap komentar di grup Guyonan Jawa Timuran di Facebook menunjukkan adanya beberapa pola khas dalam penggunaan interjeksi ini.

Fenomena Fono-Ortografis dalam Interjeksi

Hasil penelitian terhadap interjeksi dalam media sosial menunjukkan adanya pola tertentu dalam variasi ortografis interjeksi, yaitu:

  1. Penyisipan fonem tertentu untuk memperkuat ekspresi

    • Contoh: Shuolihuaaaahhhh (dari salihah), muuanntapppp (dari mantap).
    • Fonem tambahan seperti u dan i digunakan untuk menambah intensitas emosi.
  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
    Lihat Bahasa Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun