Mohon tunggu...
Elang Muhammad Fathir Haikal
Elang Muhammad Fathir Haikal Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya suka bermain sepak bola dan membaca komik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemilu Ramah Anak bagi Pemula Generasi Z

7 Februari 2024   22:48 Diperbarui: 7 Februari 2024   22:51 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pemilu jadi momentum tepat bagi satuan pendidikan menghadirkan ruang demokratis. Anak didik dapat belajar berdemokrasi dan berjuang menentukan masa depan.Pemilihan umum diharapkan jadi momentum bagi pelajar menjalani demokrasi yang berkualitas. Mereka perlu dilindungi dari praktik penyalahgunaan politik, terutama di lingkungan sekolah.

Selain itu, anak diperalat memakai atribut partai politik atau menjadi alat praktik politik uang oleh parpol atau calon kepala daerah.Ditemukan pemaksaan dan pembujukan anak untuk melakukan hal-hal yang dilarang selama kampanye, pemungutan suara, atau penghitungan suara. Terdapat hingga melibatkan anak dalam sengketa hasil penghitungan suara.

Pemilu akan menentukan berhasilnya sebagai bangsa atau gagal, jadi kita sebagai generasi z ketika mengikuti pemilu jangan sampai membuat kesalahan ketika sedang memilih cawapres dan wapres. Supaya bangsa kita tidak menjadi bangsa yang gagal.

Jadi kita sebagai generasi z  harus memilih pemilu dengan benar. Bagaimana si untuk menjadi pemilih yang bijak? Kita gunakan konsep ini: sebelum, saat dan setelah.
1. Sebelum pemilu
 Kita harus mengenal calon pemimpin terlebih dahulu dengan mencari tau riwayat kinerja dari calon, watak dan sifat si calon karena kita harus mempunyai calon pemimpin yang mempunyai sifat yang baik, rendah hati, dan nasionalisme untuk Indonesia emas di tahun 2045 nanti.
Setelah menemukan calon pemimpin yang sreg dengan hati, apakah kalian tau tatacara saat melaksanakan pemilu?
2. Saat pemilu
Saat pemilihan, evaluasi proposal mereka secara kritis.Saat memilih, pertama-tama kenali isu-isu kunci yang penting bagi Anda. Selanjutnya, teliti rekam jejak dan kebijakan calon. Berbicara dengan orang-orang yang berpengalaman politik juga bisa memberikan wawasan. Pastikan untuk membandingkan opsi dengan bijak, mempertimbangkan dampak jangka panjang dari keputusan Anda. Selalu terbuka untuk memperbarui informasi dan pertimbangan seiring berjalannya kampanye. Saatnya memilih, pastikan keputusan Anda didasarkan pada pemahaman menyeluruh, bukan sekadar popularitas atau tekanan sosial.
3. Setelah pemilu
Setelah pemilihan, tetap terlibat dalam politik dengan mengikuti perkembangan pemerintahan dan kebijakan yang diimplementasikan. Evaluasi kinerja para pejabat terpilih berdasarkan janji kampanye mereka. Perhatikan apakah kebijakan yang dijalankan sesuai dengan nilai dan kepentingan masyarakat. Berpartisipasi dalam forum diskusi atau kelompok pemantauan politik dapat membantu Anda memahami dampak kebijakan secara lebih mendalam. Jangan ragu untuk menyampaikan pendapat Anda kepada wakil rakyat dan partisipasi aktif Anda dalam proses politik dapat membantu membentuk kebijakan yang lebih baik di masa depan.

Sementara itu, Zifa Jamelya Rustam, dari komunitas RagaMuda, yang juga siswa SMA Al-Izhar Pondok Labu Jakarta, mengatakan, sebagai generasi muda dan pemilih pemula, ingin menyaksikan pemilu sebagai pesta demokrasi yang menyatukan semua komponen bangsa, bukan memecah belah. Namun, pesta demokrasi pemilu justru sering jadi momen yang mengancam keberagaman.

"Sebagai kaum muda yang mencintai negeri ini, kami ingin hidup dalam keberagaman dan persatuan. Tidak ingin ada perpecahan," kata Zifa.

Para siswa SMA Al-Izhar Pondok Labu Jakarta dan SMA Kolese Kanisius Jakarta menjawab upaya perpecahan karena perbedaan pilihan politik dengan membentuk komunitas RagaMuda. Sekarang makin banyak sekolah saling menguatkan aksi yang merujuk praktik baik hidup dalam keberagaman.

Dalam era informasi ini, peran media sosial dan internet menjadi faktor penting dalam membentuk pola partisipasi politik generasi Z. Dalam pemilu ini generasi Z juga sangat berpartisipasi dan generasi Z juga mungkin akan banyak yang mengikuti pemilu tahun ini jadi generasi Z sangat berpengaruh.

Menurut Nurul Fauziah ( Mahasiswi komunikasi & penyiaran islam IAIN), salah satu penyebabnya adalah banyaknya generasi Z yang mencakup 40% total penduduk Indonesia. Dari sudut pandang partisipasi politik, Gen Z cukup mengesankan. Sebab dari sisi voter share, generasi milenial akan memberikan suara terbanyak pada pemilu 2024. Generasi Z tidak hanya sangat berpengaruh, mereka juga mempunyai pengaruh unik dalam pemilu, karena mereka hidup di era informasi dimana segala sesuatu dilakukan melalui internet dan media sosial.

Pemilu 2024 sangat penting dilakukan dengan tujuan untuk memilih pemimpin yang ideal bagi masyarakat, baik di tingkat daerah hingga di tingkat pusat. Untuk itu, sebagai pemilih pemula kita yang merupakan bagian dari Generasi Z menggunakan hak pilihnya dengan baik dan cermat serta menjadi pemilih yang bijak supaya bangsa ini tidak jatuh ke tangan pemimpin yang tidak bertanggung jawab yang hanya mementingkan diri sendiri. Tidak memprioritaskan masyarakat dan bangsa ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun