Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Petani - Serabutan

Ikuti kata hati. Itu saja...!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jika Puan Capres, Prabowo ke Mana?

20 Desember 2020   12:45 Diperbarui: 20 Desember 2020   13:12 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kok, bisa? Jelas sangat bisa, mengingat raihan kursi PDI Perjuangan di Gedung Parlemen Senayan Jakarta melebihi ambang batas atau presidential threshold. Kursi partai banteng berjumlah 128 dari total 576, atau lebih dari 20 persen. Dengan raihan tersebut tanpa harus berkoalisi dengan partai lainpun, PDI Perjuangan sudah bisa mengusung pasangan calon. 

Sebuah keniscayaan bagi PDI Perjuangan menyandingkan Puan dengan Ganjar Pranowo. Ini pilihan realistis, mengingat elektabilitas Ganjar pun mampu menyaingi Prabowo. Bahkan, menurut hasil survei Indo Politika Indonesia (IPI) terakhir yang dirilis bulan Oktober, Gubernur Jawa Tengah ini menduduki posisi puncak dengan 18,7 persen. 

Prabowo Ke mana? 

Pertanyaan di atas menarik kita telisik. Bila pada akhirnya Puan jadi capres, hampir pasti Prabowo lebih memilih koalisi dengan partai lain. Dengan kapasitasnya, dia tidak akan menerima bila diposisikan sebagai cawapres. 

Bila Prabowo kembali pecah kongsi dengan Mega. Akan banyak kemungkinan baginya menjalin koalisi dengan partai lain atau mencari calon pendampingnya. Dari sekian banyak kemungkinan itu, paling potensial mengerucut pada tiga nama. 

Prabowo-AHY 

Prabowo atau Partai Gerindra bisa jadi menggandeng Partai Demokrat. Dengan tambahan satu partai ini pun telah cukup memenuhi syarat ambang batas. Mereka bisa mengusung pasangan calon. 

Bila ini terjadi, telah bisa dipastikan pasangan calon yang tercipta adalah Prabowo dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Mustahil, Partai Demokrat memberikan jatah cawapresnya pada nama lain selain ketua umumnya. 

Bila berpasangan dengan AHY, ada satu celah atau keuntungan yang mungkin bisa dimanfaatkan. Yaitu, merebut suara dari kalangan milenial. Sangat mungkin, mengingat AHY usianya masih sangat muda dan berpotensi mendapat dukungan tersebut.  

Bila berhasil menggiring suara milenial, tentu akan memperbesar peluang menang, mengingat jumlah pemilih dari kalangan muda ini adalah terbesar. Berdasarkan data BPS 2019, jumlahnya mencapai 37,7 persenan. 

Prabowo-Anies 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun