Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menelisik Saga Ahok Vs PA 212 yang Ibarat "Tom and Jerry"

10 Juni 2020   15:08 Diperbarui: 11 Juni 2020   07:10 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

IBARAT dalam sebuah film kartun anak-anak "Tom & Jerry" yang tak pernah akur, itulah analogi hubungan antara Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok dengan Persaudaran Alumni (PA) 212.

Bila diibaratkan, yang melakoni peran Tom adalah PA 212, sedangkan Jerry adalah Ahok.

Seperti sering kita lihat dalam tayangannya, Tom kerap mengganggu atau usil terhadap Jerry. Keduanya seperti sudah ditakdirkan untuk saling berseteru.

Tapi, disitulah letak keseruan dari film kartun anak-anak ini. Penuh intrik dan tak jarang mengundang tawa.

Pun dengan apa yang terjadi antara PA 212 dengan Ahok. Sepertinya, kemana Ahok melangkah, kesana pula PA 212 akan terus mengejar, mengganggu dan usil.

Telah cukup banyak saga atau kisah yang menjadi buruan berita para pewarta tanah air. Sebab, memang keduanya selalu mampu menyedot perhatian publik, seperti yang terjadi akhir-akhir ini.

Belakangan berkembang isu, bahwa Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mereshufle sebagian jajaran direksi PT.Pertamina.

Dalam rencana tersebut, tersiar kabar bahwa nama Ahok yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama (Komut) di perusahaan plat merah tersebut sebagai salah seorang yang akan dipindahkan posisinya.

Hanya saja kabar pergeseran posisi Ahok ini menurut wacana yang berkembang justru posisi Ahok menjadi lebih strategis dan berkuasa. Yaitu sebagai Direktur Utama (Dirut) di perusahaan yang sama. Dengan kata lain posisinya naik.

Rupanya wacana ini sudah terendus oleh kelompok PA 212. Seperti biasa, mereka pun bereaksi dan menentang keras jika wacana pengangkatan Ahok benar-benar terjadi.

Menurut Ketua Media Center PA 212, Novel Bamukmin, jika Ahok benar-benar diangkat menjadi Dirut Pertamina akan berdampak pada pelecehan bagi putra-putri terbaik di Indonesia. Sebab  tegas Novel, Ahok adalah produk gagal.

"Posisi Ahok walau menjadi Dirut sekalipun adalah bentuk pelecehan terhadap putra putri bangsa Indonesia karena banyak putra-putri Indonesia yang sangat berprestasi dan profesional di bidangnya serta punya martabat dan berakhlak," katanya, Selasa, 9 Juni 2020. Dikutip dari Tagar.id.

Masih dikutip dari Tagar.id, Novel menjelaskan, seyogyanya yang menduduki posisi Dirut adalah orang-orang yang memiliki sepak terjang mumpuni dalam mengelola unit bisnis BUMN itu.

"Sedang Ahok adalah produk gagal malah dikasih uji coba dengan mengelola aset bangsa yang sangat berhubungan dengan hajat orang banyak dan vital. Sungguh sudah krisis kepemimpinan negara ini," ujarnya.

Dia menganggap, penolakan Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) terhadap keberadaan pria yang akrab disapa BTP supaya menjadi pembelajaran bagi pemerintah untuk memberikan posisi strategis tersebut.

Demikian reaksi yang diperlihatkan oleh pihak PA 212 atas adanya wacana yang akhir-akhir ini berkembang. Namun, biasanya gangguan atau keusilan mereka ini tak pernah mampu menggoyahkan keputusan yang telah ditetapkan. Seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

PA 212 tolak Ahok jadi Komut Pertamina

Sebelum adanya reaksi atas wacana pengangkatan Ahok menjadi Dirut Pertamina, PA 212 juga pernah menentang keras saat Ahok digadang-gadang menjadi salah satu jajaran direksi di perusahaan pelat merah

Kala itu gelombang protes PA 212 terhadap pengangkatan Ahok jadi Komut pertamina terus menerpa.

Mereka beralasan penolakan Ahok menjadi pejabat tinggi di Pertamina tersebut kerana diduga terlibat dalam kasus korupsi Sumber Waras.

Selain itu, penolakan lainnya atas diri mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut adalah karena pernah menjadi narapidana atas kasus penistaan agama.

Namun, segala ragam penolakan dan gelombang protes terhadap Ahok itu menguap begitu saja. Menteri BUMN, Erick Tohir tetap pada pendiriannya untuk menempatkan mantan suami Veronica Tan itu pada posisi penting di Pertamina sebagai Komut.

Awal kisah perseteruan Ahok dengan PA 212

Bukan rahasia umum bahwa perseteruan PA 212 dengan Ahok berawal dari adanya peristiwa Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.

Pada saat itu sekitar tahun 2016, dalam kunjungannya ke pulau tersebut di atas, dalam sebuah pidatonya di hadapan masyarakat setempat, Ahok menyinggung atau menyebut Surat Al Maidah ayat 51.

Tak lama berselang, pidatonya itu menjadi viral sehingga berujung pada tuduhan penistaan agama.

Dari sinilah gelombang protes dari beragam elemen agama Islam mulai mengusik ketenangan Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI.

Puncaknya terjadi pada tanggal 2 Desember 2016, dimana jutaan umat muslim menggelar aksi demo untuk menuntut Ahok turun dari jabatannya selaku Gubernur DKI Jakarta. 

Tak hanya itu, merekapun menuntut agar Ahok mempertanggungjawabkan pernyataannya atas tuduhan penistaan agama tersebut secara hukum.

Peristiwa gelombang besar protes yang terjadi pada 2 Desember 2016 itu kemudian dikenal hari ini dengan sebutan PA 212. Angka 2 di awal menunjukan tanggal. Sedangkan 12 menunjukan bulan Desember.

Upaya protes tersebut berhasil dengan gemilang. Ahok akhirnya divonis bersalah dan dijatuhi hukuman kurungan penjara selama 1 tahun 8 bulan 15 hari.

Hanya saja, meski Ahok telah mempertanggungjawabkan kesalahannya di depan hukum, tetap saja kebencian PA 212 terhadapnya seolah tidak pernah padam hingga sekarang. 

Maka, tak sedikit pihak yang mengatakan bahwa kedua pihak ini diibaratkan sebagai musuh bebuyutan.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun