Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

New Normal, Kepentingan Politik dan Berkacalah pada Korea Selatan

1 Juni 2020   21:34 Diperbarui: 1 Juni 2020   21:24 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua, Airlangga digadang-gadang sebagai salah satu figur yang akan mencalonkan diri pada Pilpres 2024 mendatang. Dengan begitu, tentu saja dirinya tidak ingin dicap gagal. Karena hal ini akan sangat merusak reputasinya di mata masyarakat.

Tidak menutup kemungkinan popularitasnyapun akan anjlok. Untuk itu, dia akan terus berupaya bagaimana caranya agar ekonomi Indonesia maju atau paling tidak kembali pada semula sebelum adanya wabah virus corona.

Walau, sebagaimana diketahui penerapan kebijakan new normal ini banyak pihak menuding sebagai keputusan pemerintah yang sangat  dipaksakan, mengingat pandemi covid-19 masih terus terjadi peningkatan jumlah kasus.

Berkaca dari Korea Selatan

Seperti diketahui, Korea Selatan (Korsel) adalah salah satu negara yang tak luput dari serangan pandemi covid-19. Namun begitu, negara Gingseng ini beranggapan telah mampu melewati masa sulit tersebut dengan baik, sehingga otoritas tertingginya memutuskan untuk menerapkan kebijakan new normal.

Namun apa yang terjadi, setelah mereka menerapkan new normal yang diberlakukan sejak 6 Mei 2020 lalu ternyata berbuah petaka. Gelombang kedua penyebaran virus corona malah terjadi dengan Kasus atau klaster baru muncul di Seoul.

Karena itu, pemerintah Korsel secara resmi kembali memberlakukan aturan pembatasan sosial yang dimulai sejak 29 Mei hingga 14 Juni 2020 mendatang.

Nah, negara seperti Korsel yang tingkat kedisiplinan masyarakatnya boleh jadi lebih tinggi dari masyarakat Indonesia saja jika tidak hati-hati dan seksama dalam memberlakukan kebijakan new normal bisa kembali diserang oleh gelombang kedua virus corona. Bagaimana dengan negara kita? Tentu saja kita tidak ingin kejadian seperti di negara tetangga Korea Utara ini terjadi di Indonesia.

Untuk itu, akan lebih baik rasanya pemerintah bisa lebih bersabar untuk menerapkan kebijakan new normal ini. Setidaknya, tunggu hingga kurva kasus positif virus corona benar-benar tidak ada lagi lonjakan berarti. Karena kalau kebijakan ini kesannya dipaksakan, penulis khawatir justru akan menimbulkan potensi yang lebih parah lagi kedepannya.

Ekonomi tidak bisa dipungkiri sangat penting bagi kelangsungan hidup berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Namun begitu, tentu saja kesehatan dan keselamatan penduduk Indoseia pun tidak bisa diabaikan begitu saja.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun