Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

New Normal, Kepentingan Politik dan Berkacalah pada Korea Selatan

1 Juni 2020   21:34 Diperbarui: 1 Juni 2020   21:24 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan, menekan masyarakat untuk tunduk dengan aturan yang ada (protokol kesehatan.red). Padahal, pada praktiknya, penulis yakin protokol kesehatan ini tidak akan semudah membalikan telapak tangan.

Dan, hal ini diakui langsung oleh Menteri Koordinator perekonomian, Airlangga Hartarto. Menurutnya penerapan new normal dasar utamanya adalah ekonomi.

"Tentu kita menginginkan agar pandemi COVID-19 ini tidak merembet atau merembes pada pandemi PHK. Sehingga salah satunya adalah melakukan restart, produktif tapi aman dari COVID-19. Oleh karena itu protokol-protokol nya baru, cara protokol baru ini diberlakukan sampai ditemukannya vaksin. Kalau kita menunggu vaksin sampai tahun depan. Kelihatannya dengan protokol kesehatan yang harus uji klinis dan yang lain, tidak dalam waktu dekat," ujarnya dalam wawancara eksklusif. Dikutip dari detikcom.

Masih dikutip detikcom, Airlangga menjelaskan, permasalahan pandemi yang mengancam kesehatan jika disandingkan dengan sosial-ekonomi seperti dua sisi mata uang yang selalu beriringan. Ketika sektor kesehatan terancam, maka sisi ekonomi ikut terhantam.

"Kita melihat bahwa pertumbuhan ekonomi ini penting. Karena sekarang sebelum pandemi ini 7 juta orang belum mendapat pekerjaan, bukan PHK dan pada saat PHK terjadi pandemi sekitar 1,8 juta. Tentu kita harus segera mungkin menciptakan kesempatan-kesempatan baru," tambahnya.

Penerapan protokol yang ketat dalam kehidupan normal baru diharapkan bukan hanya aktivitas sosial yang bisa menyesuaikan tapi juga ekonomi.

Tidak ada yang salah atas apa yang diungkapkan oleh Airlangga Hartarto tersebut. Namun ada hal menarik yang penulis baca dari tukilan narasi Ketua Umum Partai Golkar ini, yakni "Ketika sektor kesehatan terancam, maka sisi ekonomi ikut terhantam".

Menurut penulis narasi tersebut di atas membuktikan bahwa Airlangga ingin melindungi leading sektornya yakni ekonomi agar tetap aman.

Bisa dipahami, karena dia adalah salah seorang orang yang paling bertanggungjawab atas maju mundurnya ekonomi bangsa ini. Masalahnya, jika ekonomi Indonesia terpuruk jelas secara politik akan sangat merugikan bagi dirinya.

Kenapa?

Pertama tentu saja dia tidak ingin disebut sebagai menteri gagal yang tidak mampu meningkatkan ekonomi bangsa dan masyarakatnya jika pandemi covid-19 terus mewabah di tanah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun