Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sebelum Soeharto Tumbang, Amien Rais Pernah Diancam dan Anaknya akan Disiram Air Keras

22 Mei 2020   21:23 Diperbarui: 22 Mei 2020   21:17 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BULAN Mei 1998 merupakan tonggak sejarah baru bagi bangsa dan negara Indonesia menuju era baru, yaitu reformasi.

Sebuah era dimana demokrasi lebih berjalan sebagaimana mestinya. Kebebasan berbicara, kebebasan pers dan kebebasan berpendapat bukan lagi hal tabu. Hal tersebut jelas sangat berbeda dengan era sebelumnya, orde baru (Orba).

Ya, pada jaman orba, suara rakyat benar-benar telah dibungkam oleh kekuasaan rezim Soeharto yang berkuasa lebih dari 32 tahun lamanya. Tapi, tak ada kekuasaan yang mampu bertahan selamanya. Pun dengan kekuasaan Presiden Soeharto.

Diawali dengan terjadinya krisis moneter di Asia termasuk Indonesia pada tahun 1997, membuat mahasiswa di seantero tanah air bergerak melakukan aksi demo besar-besaran. Mereka menuntut sebuah perubahan besar-besaran dalam sistim bernegara atau sebuah era reformasi dan Soeharto agar turun dari jabatannya.

Tidak hanya ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di tanah air yang turun ke jalanan, beberapa tokoh masyarakatpun juga turut terlibat. Salah satu orang diantaranya yang paling muncul ke permukaan tentu saja Amien Rais.

Mantan pimpinan tertinggi organisasi Islam Muhamadiyah ini benar-benar menjelma sebagai tokoh sentral dalam pergerakan ribuan mahasiswa yang menginginkan perubahan kala itu atau tepatnya Mei 1998.


Dengan gagah berani, Amien Rais terus membakar semangat para mahasiswa untuk terus berjuang demi suksesnya sebuah perubahan dan aksinya boleh disebut berhasil.

Kendati begitu banyak korban berjatuhan dari luka ringan hingga berat bahkan beberapa orang diantaranya ada yang meninggal dunia, semangat mahasiwa Indinesia tak pernah surut. Mereka terus merangsek dan berjuang hingga berdarah-darah. Hingga akhirnya mampu menduduki Gedung DPR RI berhari-hari lamanya.

Puncaknya, tepat tanggal 21 Mei 1998 perjuangan mahasiswa dan rakyat Indonesia membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Presiden Soeharto yang sudah begitu lama dan kokoh menguasai kursi presiden akhirnya bisa dilengserkan, sekaligus menandai dimulainya tonggak reformasi di tanah air.

Namun, tahukah dibalik peristiwa kelam dan bersejarah itu ada sepenggal kisah yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat tanah air, terkait dengan sepak terjang politisi senior, Amien Rais saat memperjuangkan perubahan bangsa Indonesia kala itu.

Ternyata, tak sedikit tantangan yang dihadapi oleh Amien Rais dalam mewujudkan reformasi di Indonesia. Salah satunya, mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ini pernah mendapatkan ancaman serius dari penelepon gelap. Namun, mendapat ancaman tersebut, Amien justru menantang orang yang meneleponnya agar menemuinya langsung.

"Apa Anda sudah bosan hidup', waktu itu 'Anda siapa ke sini saja kalau mau ngomong'," ucap Amien Rais menirukan percakapannya dengan pengancam, pada kanal YouTube Refly Harun, Rabu (20/5/2020). Dikutip dari Suar.grid.id.

Meski tidak takut diancam, Amien mengaku sempat jiper saat keselamatan anaknya juga terancam.

Mantan Ketum PAN itu mengatakan saat itu anaknya diancam akan disiram dengan menggunakan air keras. Karena sempat ada ancaman bahwa anaknya akan disiram air keras.

"Waktu itu saya agak grogi ketika mengatakan 'Hei Amien Rais, kita tahu lho jadwal anak-anakmu sekolah di mana, kapan, nanti kita siram air raksa biar buta dan lain-lain," papar Amien.

Masih dikutip Suar.grid.id, ancaman lain yang ia dapat adalah telepon palsu yang menakut-nakuti keluarganya.

"Kemudian istri saya jam delapan pagi ditelepon, 'Bu Amien ini Pak Amien Rais kecelakaan di jalan Magelang, meninggal dunia'," jelas Amien.

Amien Rais mengatakan telepon tersebut langsung dibalas oleh istrinya bahwa suaminya itu baru saja pergi ke kampus.

Demikianlah dibalik kisah sukses lengsernya Presiden Soeharto sekaligus penanda dimulainya era reformasi, ternyata ada sebuah kisah lain yang sungguh menegangkan dialami oleh Amien Rais.

Beruntung, ancaman dari penelepon gelap itu tidak terbukti, sehingga Amien Rais bisa mewarnai perjalanan politik di tanah air hingga sekarang. Terlepas dari segala kekurangan dan kelebihannya, patut diakui dan tidak terbantahkan bahwa Amien Rais adalah salah satu tokoh sentral terwujudnya era reformasi.

Saat ini tanpa terasa perjalanan sejarah era reformasi telah berjalan selama 22 tahun. Menjadi kewajiban kita semua selaku warga negara Indonesia untuk mengisi cita-cita reformasi tersebut dengan baik dan benar. Sehingga terbentuknya negara berdaulat dan rakyatnya yang subur makmur bukan hanya sebatas mimpi di siang bolong saja.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun