Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menteri Terawan, Nasibmu Kini...

27 Maret 2020   21:51 Diperbarui: 27 Maret 2020   22:49 15163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SEBELUM membahas lebih jauh, penulis ingin sekedar bertanya, kemanakah Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto?

Rasanya pertanyaan ini pantas penulis lontarkan, mengingat di tengah-tengah bangsa dan negara sedang dilanda wabah penyakit akibat pandemi virus corona (covid-19), semestinya orang yang berada di barisan paling depan adalah Menkes, dalam hal ini Menteri Terawan.

Namun, hampir sebulan sejak ditemukannya kasus pertama positif virus corona pada 2 Maret 2020 lalu, nama Terawan justru seperti tersisih.

Malah, sekedar untuk mengumumkan grafik jumlah kasus yang diakibatkan virus asal Wuhan, Provinsi Hubei, China ini, Presiden Jokowi menunjuk Achmad Yurianto sebagai Juru Bicara khusus pemerintah tentang penanganan virus corona.

Ada apa dengan mantan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) ini?

Baik, penulis hanya sekedar berhipotesa dengan nasib Menteri Terawan yang saat ini seolah "disingkirkan" dari segala kekalutan, kecemasan dan ketakutan yang dirasakan pemerintah dan masyarakat Indonesia.

Tak bisa disangkal lagi, dalam beberapa waktu terakhir rasa simpati masyarakat maupun media terhadap langkah dan kebijakan Menteri Terawan boleh jadi sudah sangat berkurang. Mengingat, dia telah dianggap lamban dan tidak memiliki kecakapan mumpuni dalam hal mengurus kesehatan masyarakat.

Tengok saja, di saat pejabat-pejabat tinggi negara lain disibukan dengan segala langkah dan kebijakan antisifasi agar pandemi virus corona tidak lebih masif penyebarannya. Menteri Terawan justru tampak santai dan hanya bisa cengar-cengir saja. Wajar, jika akhirnya publik menilai bahwa Terawan tidak atau kurang serius dalam mengurus kesehatan masyarakat tanah air.

Apa yang penulis sebut bukan tanpa alasan. Tengok saja, bagaimana sikap Terawan selaku penanggung jawab utama dalam menjaga kesehatan masyarakat tanah air, tampak terlalu menganggap remeh itu sejak awal.

Bukannya mengambil langkah-langkah kongkrit sebagai bentuk antisifasi, saat pandemi virus itu merebak di berbagai negara. Dia justru selalu bergeming dengan keyakinannnya bahwa virus tersebut tidak berbahaya dan entengnya menganggap bahwa rakyat Indonesia kebal terhadap virus corona ini.

Namun, yang terjadi hari ini justru sangat bertolak belakang.  Realitanya, hingga hari ini menurut rilis data pemerintah yang disampaikan oleh Juru Bicara khusus penanganan virus corona, Achmad Yurianto, jumlah kasus positif covud-19 mencapai 1046 dengan diantaranya 87 orang meninggal dunia dan 46 orang dinyatakan sembuh.

Tidak hanya itu, karena sikap "meremehkan" Terawan, kini banyak rumah sakit dan segala perangkat di dalamnya dibuat kerepotan. Bahkan, beberapa tenaga medis, seperti dokter dan perawat tewas akibat menjalankan tugasnya.

Di saat wabah pandemi virus corona memasuki masa mengkhawatirkan dengan terus diwarnai lonjakan kasus, Kementrian Kesehatan belum dan tidak mampu  mengambil langkah-langkah cepat dan taktis untuk menyelamatkan jiwa masyarakat. 

Mereka (Pemerintah dan Kementrian Kesehatan) baru tampak bergerak cepat setelah korban berjatuhan dimana-mana.

Tidak hanya itu, mirisnya para tenaga medis yang merupakan pejuang di garda terdepan dalam memerangi virus corona,  ternyata tidak diberikan fasilitas keamanan yang memadai.

Mereka sangat kekurangan pelindung untuk membentengi kesehatannya sendiri. Bahkan, di beberapa rumah sakit daerah ada yang terpaksa memanfaatkan jas hujan sebagai alat pelindung diri (APD). Jelas ini sungguh memprihatinkan.

Nah, di sini sejatinya peranan Menteri Kesehatan harus lebih aktif. Tapi, nyatanya dia malah terlihat absen dikarenakan asalnya terlalu menganggap remeh dan tidak antisipatif.

Berkaca pada kinerja Menteri Terawan yang dianggap lamban inilah, dilansir dari Tempo.co.id, editorial Tempo menulis agar Terawan mundur dari jabatannya sebagai Menkes. 

Jika tidak Presiden Jokowi yang harus memecatnya. Kementerian Kesehatan selayaknya dipimpin oleh seorang profesional yang trengginas, ahli kesehatan masyarakat atau manajemen pelayanan publik.

Masih ditulis dalam editorial Tempo.co.id, Presiden Jokowi tak selayaknya ragu-ragu. Jika dilakukan untuk mengatasi kinerja Kementerian Kesehatan yang buruk. Meski agak terlambat, pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memberi sedikit harapan.

Dipimpin Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo yang lebih berpengalaman menghadapi situasi darurat, Gugus Tugas semestinya lebih trengginas dan tepat sasaran dalam bertindak. Doni dan kawan-kawan harus berusaha keras memenuhi harapan jutaan rakyat Indonesia itu.

Semoga saja, harapan ratusan juta masyarakat tanah air ini bisa menjadi kenyataan secepatnya. Pandemi virus covid-19 bisa diberantas dan kehidupan berbangsa kembali normal.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun