Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Anda Suka Beli Barang Mewah? Belajarlah dari Bill Gates!

11 Februari 2020   23:27 Diperbarui: 12 Februari 2020   00:35 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


SUDAH bukan menjadi rahasia umum, bahwa hasrat dan keinginan manusia di manapun berada selalu tidak pernah merasa puas atas apa yang diperoleh. Selalu ingin lebih dan lebih.

"Aku kalau sudah punya rumah, rasanya tidak ingin apa-apa lagi. Bagiku, rumah adalah kebahagiaan dalam hidup"

Setelah apa yang diinginkan tercapai, malah terpikir lagi keperluan lainnya.

"Duh, rumah dan segalanya sudah ada. Masa iya tidak ada kendaraan?"

Nah, ketika kendaraan sudah diperoleh, maka keinginan yang lain akan kembali muncul. Begitu seterusnya.

Apalagi kalau kondisi ekonomi kita sudah merasa cukup atau bahkan terbilang kaya. Maka, godaan untuk terus ingin meningkatkan status sosial di mata masyarakat kadang makin menggila.

Caranya? Ya, tentu saja dengan berupaya membeli barang-barang branded atau mewah.

Karena, diakui ataupun tidak. Di negara kita, Indonesia, cara pandang tentang status sosial masih dilihat dari sisi materialistik. Seperti, jam tangan merk apa yang dipakai, mobil apa, tas merk apa, pakaian merk apa dan sebagainya.

Dan, anehnya masyarakat kebanyakan pun justru seperti mengamini. Ketika ada teman, saudara atau tetangga mengenakan jam tangan mewah. 

Katakanlah merk Rolex, langsung pikirannya bahwa orang tersebut adalah orang kaya. Mungkin dia kaya dan duitnya tidak berseri.

Masalahnya, ada juga masyarakat yang mendadak minder dan merasa status sosialnya jauh dibanding orang yang memakai jam tangan rolex tadi.

Sehingga pemilik jam rolex malah semakin kepedean dan terus memperlihatkan dirinya sebagai orang yang memiliki status sosialnya lebih tinggi. 

Bahkan, tak jarang terus pamer bahwa dirinya orang berduit banyak dengan cara membeli barang-barang mewah lainnya.

Apa memang sifat manusia tidak akan pernah ada puasnya?

Hingga berprilaku seperti  tadi? Selalu mengenakan barang-barang branded atau mewah untuk memperlihatkan status sosialnya.

Belajar Menikmati Hidup Dari Bill Gates

Solopos.com
Solopos.com
Ada pelajaran yang bisa diambil dari seorang Bill Gates. Sebagai salah satu orang terkaya di dunia.

Menurut data terbaru Bloomberg Billonaire Index mencatat, bahwa harta kekayaan pengusaha microsoft ini mencapai angka USD 100 miliar atau di kisaran Rp. 1400 triliun jika dikonversikan ke nilai rupiah. Wow, bukan?

Harta kekayaan sebanyak itu, jangankan membeli jam rolex mewah. Membeli pulau pun rasanya tidak mustahil.

Tapi, apakah dengan kekayaannya yang dalam mimpi pun tidak pernah penulis bayangkan, membuat Bill Gates suka pamer atau berpoya-poya? Jawabnya, tidak.

Meski tercatat sebagai salah satu manusia terkaya di dunia, tidak membuat dia doyan menghambur-hamburkan duit untuk hal yang tidak perlu. Seperti untuk kesenangan prubadi, atau hidup glamour.

"Saya tak mau mengeluarkan banyak uang untuk pakaian atau perhiasan," kata Gates di Reddit Ask Me Everything, dilansir dari CNBC, Senin 2 Juli 2018.

Prinsip itu dipegang Gates seperti terlihat dari jam tangan yang dikenakan. Alat penunjuk waktu yang dipakainya hanya dibeli dengan harga US$10 (Rp142.996).

Bentuk kesederhanaan lain dari boss microsoft ini adalah pernah tertangkap kamera sedang antri di sebuah kedai burger. Padahal dengan hartanya yang sangat melimpah, bisa saja mengundang chef mahal dan terkenal untuk sekedar minta dibuatkan burger.

Dengan dua contoh di atas, artinya bukan berarti Gates sama sekali tidak memiliki barang mewah. Namun, dalam hal ini ada hal yang bisa dipelajari, bahwa bagaimana pentingnya sebuah prioritas.

Dengan kata lain, tidak mentang-mentang banyak duit, lantas seenaknya membeli barang-barang mewah yang sebetulnya tidak terlalu penting, selain untuk pamer.

Kembali, hanya demi untuk mengetahui waktu, seorang Gates tidak perlu membeli jam tangan yang harganya bisa melebihi satu unit mobil. Dia cukup memakai jam tangan biasa yang harganya di bawah satu juta.

Mungkin menurutnya, jam tangan yang harganya selangit dengan yang harganya ratusan ribu fungsinya sama saja. Sebagai penunjuk waktu.

Meski begitu, bukan berarti kita tidak boleh membeli barang-barang mahal. Tentu saja, tidak ada salahnya jika kita ingin dan mampu membelinya.

Tapi, yang perlu diingat adalah sejauh mana kebermanfaatannya barang yang akan kita beli tersebut. Sudah tepatkah waktunya atau pastikan lagi, apakah tidak ada hal lain yang lebih penting daripada sekedar membeli barang yang kita inginkan tersebut.

Kalau ternyata, masih ada hal lain yang jauh lebih penting dari pada sekedar mengejar kepuasan materi, alangkah baiknya ditunda dulu.

Soalnya, percayalah kalau kita terus mengejar untuk sekedar trendy atau gaya-gayaan, tidak akan pernah ada habisnya.

Untuk itu, yuk mari kita lebih memanage diri dengan lebih memprioritaskan hal yang jauh lebih penting daripada sekedar gaya-gayaan!

Wassallam

Referensi : satu - dua - tiga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun